Kamis 02 May 2024 18:10 WIB

ASAKI: Kapasitas Ekspansi Keramik Bertambah 88 Juta Meter Persegi

HGBT disebut jadi faktor pendorong signifikan bagi industri keramik.

Red: Fuji Pratiwi
Pekerja memeriksa kualitas keramik dinding di sebuah pabrik di Balaraja, Tanggerang, Banten, Kamis (9/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja memeriksa kualitas keramik dinding di sebuah pabrik di Balaraja, Tanggerang, Banten, Kamis (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) mengatakan industri keramik Indonesia menargetkan penambahan jumlah ekspansi keramik 88 juta meter persegi hingga akhir 2024, dari kapasitas total sebesar 625 juta meter persegi.

"Saat ini, kita berada di tahap zona ekspansif semenjak 2021 ketika pemerintah memberikan harga gas bumi tertentu (HGBT) dan itu menjadi game changer bagi industri keramik," kata Ketua Umum ASAKI Edy Suyanto saat ditemui dalam acara bincang-bincang di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2024).

Baca Juga

Ia menambahkan, sejak 2021-2024 ini ada tambahan kapasitas baru (di industri keramik) sebesar 88 juta meter persegi, ini sudah tercapai 75 persennya. Sementara sisanya di akhir tahun ini akan terealisasi semua karena baru tahap ekspansi pertama.

Sebagai informasi, kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 121 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Dari sana, penetapan HGBT dilakukan melalui penyesuaian harga gas bumi yang dibeli dari KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) atau berdasarkan tarif penyaluran gas bumi.