Kamis 02 May 2024 21:21 WIB

Perajin Batik Cirebon Diajak Beralih ke Malam Sawit, Lebih Ramah Lingkungan

Malam sawit merupakan produk turunan minyak sawit.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Sejumlah pengrajin batik di Cirebon mencoba membatik dengan menggunakan malam sawit, dalam kegiatan Sosialisasi dan Inkubasi Malam Sawit, di Kantor KPPN Cirebon, Kamis (2/5/2024).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Sejumlah pengrajin batik di Cirebon mencoba membatik dengan menggunakan malam sawit, dalam kegiatan Sosialisasi dan Inkubasi Malam Sawit, di Kantor KPPN Cirebon, Kamis (2/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON---Wiwi (42) meniup-niup canting yang baru saja diisinya dengan cairan malam yang panas. Dengan penuh cekatan, canting itu kemudian digoreskannya pada sehelai kain berwarna putih yang ada di depannya.

Kain tersebut sebelumnya telah diberi gambar dengan motif Gurdo Sawit, yang melambangkan harapan untuk kejayaaan industri sawit nasional, dan dipadukan dengan motif mega mendung khas Cirebon. Dalam waktu singkat, pengrajin batik asal Desa Kaliwulu, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon itupun berhasil menutup seluruh gambar tersebut dengan malam.

Baca Juga

‘’Sudah puluhan tahun saya membatik, sejak masih SMP (sekolah menengah pertama),’’ ujar Wiwi saat ditemui Republika di sela acara Sosialisasi dan Inkubasi Malam Sawit, yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), di KPPN Cirebon, Kamis (2/5/2024).

Dalam kegiatan tersebut, para perajin batik diberikan pemahaman mengenai penggunaan malam sawit pada batik. Mereka juga diajari cara membuat malam sawit dan mempraktikkan secara langsung penggunaan malam sawit pada batik. Wiwi mengaku baru pertama kali ini membatik menggunakan malam sawit. Selama ini, dia selalu membatik dengan menggunakan malam parafin.