Kamis 02 May 2024 21:24 WIB

Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki Masih Tinggi Hingga Awal Mei

Hingga pukul 14.00 WITA, telah terjadi 3 kali letusan di Gunung Lewotobi Laki-laki.

Luncuran lava pijar Gunung Lewotobi Laki-laki. Aktivitas gunung tersebut masih tinggi hingga awal Mei 2024.
Foto: ANTARA FOTO/Mega Tokan
Luncuran lava pijar Gunung Lewotobi Laki-laki. Aktivitas gunung tersebut masih tinggi hingga awal Mei 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih tinggi hingga awal Mei 2024. Gunung api yang berada di wilayah Kecamatan Wulanggitang itu berada pada tingkat aktivitas level II atau Waspada.

"Berdasarkan analisis hasil pengamatan visual dan instrumental, aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki pada bulan Maret sampai dengan awal Mei ini masih tinggi," kata Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah (BPGMBGT) Wilayah Nusa Tenggara Zakarias Ghele Raja ketika dihubungi dari Kupang, Kamis (2/5/2024).

Baca Juga

Dia menjelaskan, frekuensi kegempaan yang mengalami peningkatan didominasi gempa vulkanik yang mengindikasikan masih adanya suplai magma dari kedalaman. Menurutnya frekuensi kegempaan menonjol pada akhir April sampai dengan awal Mei yang mana berimplikasi pada kejadian erupsi terkini.

"Untuk hari ini sampai dengan jam 14.00 WITA tadi telah terjadi tiga kali letusan," ucapnya.

Meski tingkat aktivitas kegempaan Gunung Api Lewotobi Laki-laki terpantau masih tinggi, Badan Geologi mengingatkan para pemangku kepentingan dan masyarakat tidak perlu panik. Tetaplah mengikuti rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Badan Geologi. 

Adapun masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan direkomendasikan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius dua kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Rekomendasi itu juga berlaku sektoral 3 km pada arah Utara-Timur Laut dan 5 km pada sektor Timur Laut.

"Masyarakat yang terdampak hujan abu dapat memakai masker, penutup hidung atau mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik," kata Zakarias.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement