Kamis 02 May 2024 23:49 WIB

Social Commerce Kian Populer, Tren Metode Pembayaran COD Ongkir Meningkat

Dengan adanya layanan COD Ongkir dapat membantu para online seller.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Cash on Delivery. Ilustrasi.
Foto: techinformania.com
Cash on Delivery. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif INDEF Esther Sri Astuti menjelaskan, metode pembayaran cash on delivery (COD) secara umum masih populer di tengah masyarakat karena memberikan jaminan keamanan saat membeli barang. Bagi sebagian masyarakat, proses pembayaran dilakukan setelah barang sampai ke tangan konsumen terasa lebih aman.

“Sebetulnya tergantung preferensi setiap orang. Masih banyak masyarakat yang pakai COD karena salah satunya dinilai aman. Market COD ini bukan berarti belum melek digital, tapi mereka butuh merasa aman uangnya diberikan saat menerima barang. Mereka sudah melek digital tapi butuh yang aman,” ujar Esther, Kamis (2/5/2024).

Menurut Esther, market belanja online dengan metode pembayaran COD masih cukup besar sehingga masih relevan bagi para pebisnis online mengaktifkan metode pembayaran COD. “Dari 280 juta penduduk di Indonesia, tidak semua full aware dengan seluruh mekanisme belanja online secara aman hingga pembayaran, sehingga COD masih diperlukan,” ujar dia.

Seiring dengan tren itu, Lion Parcel, yang merupakan perusahaan logistik bagian dari Lion Group, melihat adanya peluang yang dapat diambil dalam menggarap market COD. Sebagai perusahaan logistik yang merupakan enabler transaksi online, penting bagi Lion Parcel menghadirkan layanan COD termasuk COD ongkir di tengah tren social commerce yang semakin populer.

Chief Marketing Officer Lion Parcel Kenny Kwanto mengatakan, tren social commerce turut mendorong perkembangan metode COD ongkir. Secara mekanisme, ketika belanja melalui social commerce, pelanggan akan membayar harga barang kepada seller terlebih dahulu, kemudian biaya ongkos kirim akan dibayarkan pelanggan kepada jasa ekspedisi ketika menerima barang.

"Ini memberi kenyamanan bagi para seller karena barangnya sudah dibayar di awal dan aman juga bagi pelanggan karena memastikan terima barang dulu baru bayar ongkos kirim,” ungkap Kenny.

Menurut dia, dengan adanya layanan COD ongkir dapat membantu para online seller fokus pada penjualan produk tanpa harus memikirkan urusan logistik seperti perhitungan biaya ongkos kirim, proses pengiriman, hingga menerima pembayaran ongkos kirim.

Untuk kebutuhan pengiriman barang diluar transaksi belanja online juga memberikan kemudahan bagi pengirim apabila tanggung jawab biaya ongkos kirim akan dilimpahkan kepada penerima sesuai kesepakatan.  

“Secara demand, COD ongkir ini ternyata tinggi. Sejak diluncurkan, layanan COD Ongkir Lion Parcel mendapat respons positif dari pelanggan," jelas dia.

Hingga saat ini, kata dia, pengguna COD Ongkir Lion Parcel terus meningkat setiap bulan dan turut berkontribusi positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Pada 2023, Lion Parcel mencatat peningkatan tonase pengiriman hingga 50 persen.

"Harapannya 2024 bisa lebih baik terutama dengan adanya COD ongkir,” jelas Kenny.

COD Ongkir Lion Parcel juga tersedia pembayaran menggunakan Quick Respons Code Indonesian Standard (QRIS) untuk memudahkan pelanggan. Berbeda dari yang lain, pembayaran COD Lion Parcel menggunakan QRIS tanpa dikenakan biaya tambahan.

"COD bukan lagi karena masyarakat belum terpapar digital, tetapi lebih dari itu masyarakat ingin yang aman tapi juga tetap praktis, makanya kita sediakan QRIS. Bisa dibilang Lion Parcel adalah perusahaan logistik pelopor penyedia layanan COD yang pakai QRIS,” papar Kenny.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement