REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Berdasarkan dokumen kesepakatan pembebasan sandera dan pertukaran tahanan Israel-Hamas terdapat tiga tahap proses yang akan berlangsung. Berdasarkan salinan dokumen yang dimiliki saluran media Arab yang berbasis di Beirut, Lebanon, Al-Mayadeen, di tahapan pertama pasukan Israel akan mundur ke sebelah timur Gaza, jauh dari permukiman padat penduduk.
Dalam dokumen itu di tahapan pertama pesawat, baik tempur maupun intai Israel dilarang terbang di ruang udara Jalur Gaza selama delapan jam per hari. Namun, di hari-hari pertukaran tahanan, pesawat Israel dilarang terbang di atas Gaza selama 10 jam per hari.
Di hari ketujuh proses kesepakatan gencatan senjata, para perempuan yang masuk dalam kesepakatan akan dibebaskan. Pasukan Israel akan ditarik dari Jalan al-Rashid sampai Jalan al-Din, jalan yang berparalel dengan jalan utama Jalur Gaza.
Penarikan pasukan penjajah Israel diperkirakan akan mempermudah masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan mengizinkan warga sipil tak bersenjata pulang ke rumah mereka.
Dalam laporannya, Kamis (2/5/2024) Al-Mayadeen mengatakan, di hari ke-22 dan setelah sepertiga tawanan Israel dibebaskan, dan pasukan Israel akan mundur dari Jalur Gaza tengah sampai ke pagar perbatasan. Proses ini akan mengizinkan warga Palestina yang terpaksa mengungsi dari Gaza utara kembali ke rumah mereka.
Masuknya bantuan kemanusiaan dalam jumlah terkonsentrasi, termasuk bantuan kemanusiaan dan bahan bakar, akan difasilitasi di semua tahap perjanjian. Di tahapan pertama ini Hamas akan membebaskan setidaknya 33 tawanan termasuk semua tawanan Israel yang masih hidup. Hamas memasukan prajurit perempuan, warga sipil, anak-anak, orang lanjut usia, orang terluka dan pasien.
Sebagai balasannya Israel akan membebaskan 20 anak dan perempuan Palestina yang ditahan di penjara Israel. Nama-nama orang yang dibebaskan akan disepakati kedua belah pihak yang sudah ditentukan sebelumnya.
Hamas akan membebaskan semua tawanan Israel berusia di atas 50 tahun, tawanan yang terluka dan sakit. Israel akan membebaskan 20 tahanan Palestina berusia di atas 50 tahun, yang terluka atau sakit.
Hamas juga akan membebaskan semua prajurit wajib militer perempuan Israel yang bertugas pada 7 Oktober 2023. Sebagai balasannya Israel akan membebaskan 40 orang Palestina untuk setiap prajurit perempuannya.
Termasuk 20 tahanan Palestina yang divonis penjara seumur hidup dan 20 tahanan dengan hukuman yang lebih ringan. Hamas juga akan membebaskan tiga tawanan di hari pertama proses kesepakatan dimulai yang akan diikuti tiga tahapan setiap tiga hari yang terdiri dari warga sipil dan prajurit perempuan.
Israel kemudian akan membebaskan tahanan Palestina yang sudah ditentukan sebelumnya. Di hari ketujuh Hamas akan mengajukan daftar nama sisa sandera yang masih mereka tawan. Tawanan-tawanan ini akan dibebaskan pada hari ke-34.
Pembangunan Gaza yang hancur oleh serangan Israel akan dimulai di tahapan pertama perjanjian pembebasan sandera. Lembaga koordinasi akan mulai mengirimkan peralatan berat ke Pertahanan Sipil Palestina.
Perjanjian itu mencakup klausul untuk mengirimkan pasokan kebutuhan dasar ke Gaza serta mendiri tenda-tenda sementara untuk mengakomodasi pengungsi yang kehilangan rumah mereka selama perang. Tahap kedua dari kesepakatan ini akan berlangsung selama 42 hari.
Di mana kedua belah pihak diharapkan dapat menyepakati tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai dan mengimplementasikan ketenangan yang berkelanjutan. Pada tahap kedua akan dibuat pengaturan untuk rekonstruksi komprehensif unit perumahan, fasilitas sipil, dan infrastruktur sipil.
Tahap ketiga dari kesepakatan ini juga akan diperpanjang untuk jangka waktu 42 hari. Di mana jenazah dan sisa-sisa jenazah dari kedua belah pihak akan dipertukarkan. Rencana rekonstruksi lima tahun untuk Jalur Gaza akan dilaksanakan. Rencana itu mencakup pembangunan unit-unit perumahan dan fasilitas dan infrastruktur sipil.
Pihak Palestina akan menahan diri untuk tidak membangun kembali instalasi dan infrastruktur militer selama periode tersebut. Selain itu, Palestina juga tidak akan mengimpor peralatan, bahan baku, atau komponen lain yang akan digunakan untuk keperluan militer.