REPUBLIKA.CO.ID, QUEBEC -- Perdana Menteri Negara Bagian Quebec, Kanada, Francois Legault, meminta polisi membongkar tenda-tenda protes yang didirikan di kampus McGill University di Montreal. Administrator universitas juga meminta tenda-tenda yang didirikan sejak Sabtu (27/4/2024) itu dibongkar.
Dikutip dari Aljazirah, Jumat (3/5/2024) juru bicara Kepolisian Montreal Jean-Pierre Brabant mengatakan pasukannya "masih melakukan evaluasi" situasi. Ia mengatakan bukan kepentingan kepolisian atau Kota Montreal untuk segera mengintervensi unjuk rasa damai.
Unjuk rasa pro-Palestina yang dimulai dari kampus-kampus Amerika Serikat (AS) turut menyebar ke Kanada. Mahasiswa di kampus-kampus besar di Kanada juga mendirikan tenda-tenda protes menuntut universitas untuk divestasi dari kelompok bisnis yang mendukung Israel.
Kepolisian AS membongkar tenda-tenda kampus di universitas-universitas termasuk di Columbia University dan University of California, Los Angeles (UCLA). Polisi juga masuk ke perpustakan Portland State University, Oregon, AS.
Para mahasiswa pro-Palestina mendirikan barikade di perpustakaan itu sejak Senin (29/4/2024). Beberapa pengunjuk rasa berlari keluar gedung dan menyerbu barisan petugas anti huru-hara, yang kemudian menangkap mereka.
Polisi AS juga menangkap sekitar 100 pengunjuk rasa di dua peristiwa terpisah di Universitas Dartmouth dan Universitas New Hampshire. Polisi juga membongkar tenda-tenda protes di dua kampus tersebut.
Pengunjuk rasa memprotes perang Israel di Gaza yang diperkirakan sudah menewaskan hampir 35 ribu orang Palestina dan memaksa mayoritas populasi kantong pemukiman itu mengungsi.