Jumat 03 May 2024 13:04 WIB

Sekjen PBB Terkejut Banyaknya Wartawan yang Syahid di Gaza

Sudah 97 jurnalis dan pekerja media dipastikan tewas dalam perang Israel di Gaza.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Jurnalis Al Jazeera Wael Dahdouh memegang tangan putranya Hamzah, yang juga bekerja untuk Al Jazeera dan tewas dalam serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, Ahad, (7/1/2024).
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Jurnalis Al Jazeera Wael Dahdouh memegang tangan putranya Hamzah, yang juga bekerja untuk Al Jazeera dan tewas dalam serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, Ahad, (7/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK --  Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan di seluruh dunia, para pekerja media mempertaruhkan nyawa mereka untuk memberi berita tentang segala hal mulai dari perang hingga demokrasi.

Hal ini ia sampaikan dalam pernyataan di Hari Kebebasan Pers Sedunia. "Saya terkejut dengan tingginya jumlah jurnalis yang tewas dalam operasi militer Israel di Gaza," kata Guterres dalam pernyataannya, Kamis (2/5/2024).

Baca Juga

PBB mengakui, kerja berharga para jurnalis dan profesional media dalam memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi dan keterlibatan. "Tanpa fakta, kita tidak bisa melawan misinformasi dan disinformasi. Tanpa akuntabilitas, kita tidak akan memiliki kebijakan yang kuat," kata Guterres.

"Tanpa kebebasan pers, kita tidak akan mempunyai kebebasan apa pun. Pers yang bebas bukanlah sebuah pilihan, namun sebuah keharusan," tambahnya. Guterres mengatakan Hari Kebebasan Pers Sedunia sangatlah penting.