REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Kelompok pemberontak Myanmar, Tentara Arakan, diduga menculik 10 nelayan Bangladesh dari perbatasan tenggara Ukhiya dengan Myanmar. “Para nelayan diculik dari Persatuan Palangkhali (dewan desa) di Subdistrik Ukhiya ketika mereka sedang memancing di saluran lintas batas Sungai Naf di perbatasan,” kata ketua dewan desa M Gafuruddin Chowdhury, Kamis (2/5/2024).
“Tentara Arakan menguasai wilayah perbatasan tersebut setelah berhasil menguasai polisi perbatasan Myanmar, yang melarikan diri ke Bangladesh,” ujar seorang pejabat Persatuan Palangkhali, menambahkan. Menurutnya, pembicaraan dengan pemberontak terus dilakukan untuk menyelamatkan para korban Bangladesh.
“Sejak penculikan terjadi di daerah perbatasan, hal ini dilaporkan ke pasukan perbatasan Bangladesh dan (aparat) tingkat tertinggi untuk menyelamatkan mereka," kata pejabat itu. Sebelumnya, Bangladesh memulangkan 618 tentara Myanmar dan pejabat lainnya yang melintasi perbatasan untuk mencari perlindungan di negara tetangga, di tengah konflik antara militer Myanmar dan kelompok pemberontak di negara yang dikuasai junta tersebut.
Polisi perbatasan Myanmar pun mulai melarikan diri ke Bangladesh pada Februari lalu ketika konflik meningkat antara pasukan junta dan Tentara Arakan serta kelompok pemberontak lainnya di negara Asia Tenggara itu. Konflik juga telah mendorong Muslim Rohingya yang teraniaya untuk mencoba menyeberang ke Distrik Cox's Bazar di Bangladesh, tempat sekitar 1,2 juta pengungsi Rohingya mengungsi sejak melarikan diri dari tindakan keras pasukan keamanan Myanmar pada Agustus 2017.