Jumat 03 May 2024 13:05 WIB

Ukraina Diprediksi akan Segera Berunding dengan Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berulang kali menolak berunding dengan Kremlin.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tengah, menghadiri pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, tidak terlihat, pada Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tengah, menghadiri pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, tidak terlihat, pada Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pejabat senior intelijen Ukraina mengatakan di satu titik Ukraina akan berdialog dengan Rusia untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung dua tahun. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berulang kali menolak berunding dengan Kremlin dan setelah Rusia resmi menganeksasi empat wilayah Ukraina pada 2022 lalu ia mengatakan negosiasi "tidak mungkin" dilakukan.

Namun kepala deputi direktorat intelijen militer Ukraina, HUR, Mayor Jenderal Vadym Skibitsky mengatakan perundingan pada akhirnya diperlukan. Seperti yang terjadi di perang mana pun.

Baca Juga

"Jenderal Skibitsky mengatakan ia tidak melihat cara bagi Ukraina menang di medan perang sendirian. Bahkan bila berhasil memukul mundur pasukan Rusia ke perbatasan, suatu prospek yang semakin jauh, hal itu tidak akan mengakhiri perang," tulis majalah Economist yang mewawancarai Skibitsky, Kamis (2/5/2024).

"Ia mengatakan, perang semacam ini hanya dapat diakhiri dengan perjanjian. Saat ini kedua belah pihak sedang memperebutkan 'posisi yang paling menguntungkan' menjelang potensi perundingan. Namun menurutnya, negosiasi yang berarti hanya dapat dimulai paling cepat pada paruh kedua 2025," tambah Economist.

Zelenskyy dan pejabat-pejabat Ukraina lain mengatakan Rusia tidak diundang pada "pertemuan perdamaian" yang dijadwalkan di Swiss pada Juni mendatang. Sebab tidak ada jaminan Moskow akan mengajukan tawaran dengan niat baik.

Dalam wawancara terpisah dengan majalah Foreign Policy pekan ini, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menggemakan pendapat serupa dengan Skibitsky. Ia mengatakan tujuan pertemuan bulan Juni "untuk menyatukan negara-negara yang berbagi prinsip dan pendekatan yang akan kami bangun pada tindakan berikutnya."

"Setelah itu, komunikasi dengan Rusia mungkin akan digelar dan Rusia dapat terlibat dalam perundingan. Karena anda benar, pada akhirnya, anda tidak bisa mengakhiri perang tanpa kedua belah pihak," kata Kuleba.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pejabat senior Rusia lainnya mengatakan Ukraina mengakhiri penyelesaian konflik. Pada Kamis kemarin juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pertemuan bulan Juni tidak dapat menjadi "pertemuan serius dengan ekspektasi akan memberikan hasil serius" tanpa kehadiran Rusia.

Dalam pidatonya, Zelenskyy menggambarkan pertemuan bulan Juni sebagai "peluang nyata praktis pertama untuk memulai memulihkan perdamaian yang adil." "Semua posisi kami saat ini, di medan perang, di diplomasi dan di ruang informasi, harus sama-sama kuat. Kekuatan kami, kapabilitas kami, senjata kami, persatuan mitra-mira kami, semuanya harus bekerja sama, dan akan berjalan dengan baik," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement