Jumat 03 May 2024 19:30 WIB

Bahlil Klaim IKN Bermanfaat untuk Daerah Penyangga

Bahlil memastikan investasi di IKN diprioritaskan bagi investor nasional.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Bahlil Lahadalia saat di wawancarai Republika di Jakarta, Kamis (18/4).
Foto: Republika/Prayogi
Bahlil Lahadalia saat di wawancarai Republika di Jakarta, Kamis (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mengatakan, pindahnya ibu kota RI ke Kalimantan Timur akan memberikan manfaat ekonomi bagi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara serta daerah-daerah penyangga lainnya. Perpindahan ibu kota juga menjadi pemicu peradaban baru dalam pengelolaan kota dan invesetasi. 

Oleh karena itu, ia mendorong Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kalimantan Selatan menjadi kampus ketahanan pangan nasional, pusat penelitian lahan basah, hingga mangrove dunia.

Baca Juga

"Jadi, ini kita mau pindahin IKN, yang dapat manfaatnya siapa? Pertama Kalimantan, semua Kalimantan menjadi penyangga. Sekarang lihat, pertama ekonomi di Kaltara pasti ke depan akan dapat manfaatnya. Ini konsen tata kota yang paling baik, yang dipakai itu 30 persen, 70 persen alam. Ini salah satu kota terbaik di dunia dan saya disuruh memimpin investasinya," tutur Bahlil dalam keterangannya, Kamis (2/5/2024).  

Kata Bahlil, IKN mobil yang digunakan adalah mobil listrik, energinya dari PLTA. IKN pun dibangun di wilayah-wilayah yang bukan hutan.

Kalsel pun masuk dalam investasi kurang lebih hampir Rp 7 triliun. Pemerintah akan membangun pusat kawasan ekosistem industrialisasi dari batu bara dan kita dorong sektor hilirisasi pertanian dan perkebunan serta kelautan. "Kalsel akan menjadi penyangga pertama IKN," sambung Bahlil.

Sementara itu terkait perencanaan investasi di IKN, Bahlil menjelaskan, klaster pertama investasi yang dipimpinnya memprioritaskan investor atau pengusaha dalam negeri, kemudian klaster kedua diisi oleh investor asing.

Sebelumnya, dalam sambutan Rektor ULM, Ahmad Alim Bachri, mengatakan pihaknya merencanakan ULM menjadi kampus ketahanan pangan nasional, pusat penelitian lahan basah, dan mangrove dunia. Karena keberadaan ULM yang di Kalimantan Selatan merupakan potensi gerbang utama bagi IKN.

Ahmad menjelaskan, dalam perencanaanya akan dibangun pelabuhan internasional. Selain itu, sebagai kampus, ULM diharapkan mampu berperan untuk mengamankan dari sisi lingkungan.

"Bukankah pelabuhan internasional IKN akan berada di Kalsel, ada di Kabupaten Kota Baru yang akan dihubungakan oleh jalan tol yang jarak tempuhnya 1,5 jam dari Kabupaten Penajam Paser Utara?" ujarnya.

Sehingga ULM sudah ada di seitar pelabuhan, pembagunan pelabuhan internasional. ULM mengerahkan upaya untuk mengamankan sisi lingkungan pelabuhan.

Ahmad menambahkan, pihaknya sudah mengusulkan ke Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan untuk menguasai lahan magrove seluas 621 hektare untuk dijadikan pusat penelitian lahan basah dan mangrove dunia. Dengan KLHK, ia mengusulkan untuk menguasai lahan mangrove seluas 621 hektare dan informasinya sudah masuk untuk menunggu persetujuan KLHK.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement