Jumat 03 May 2024 18:40 WIB

Stok Beras Bulog 1,6 Juta Ton, Tertinggi dalam Empat Tahun

Stok beras Bulog ini bagian manajemen penyerapan beras dalam negeri dan luar negeri.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Sejumlah pekerja menata beras dalam karung di gudang Perum Bulog Kantor Cabang Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Rabu (28/2/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Sejumlah pekerja menata beras dalam karung di gudang Perum Bulog Kantor Cabang Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Rabu (28/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyampaikan, stok beras Bulog saat ini mencapai 1,63 juta ton. Jumlah ini kata Bayu, merupakan stok tertinggi Bulog dalam empat tahun terakhir.

"Saat ini stok bulog salah satu yang tertinggi dalam empat tahun, mencapai 1,63 juta ton. Terakhir, Bulog punya stok mencapai 1,6 juta ton itu di Januari 2020 sudah lebih dari 4 tahun lalu," ujar Bayu saat memantau penyaluran Bantuan Pangan Tahap II di Kantor Kelurahan Pela Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Baca Juga

Bayu menjelaskan, stok saat ini merupakan bagian dari manajemen penyerapan gabah dan beras dalam negeri maupun manajemen pengadaan luar negeri. Hingga 2 Mei 2024, Bulog telah melakukan penyerapan dalam negeri sebanyak 560 ribu ton setara gabah atau kurang lebih 273 ribu ton setara beras.

Sedangkan jumlah pengadaan impor beras telah masuk sekitar 1,2-1,3 juta ton dari total kuota 2024 sebanyak 3,6 juta ton. 

"Alhamdulillah baik dari management pengadaan luar negeri maupun usaha yang sangat intesif dari teman-teman di daerah. Dengan berbagai macam program termasuk program jemput gabah beras kita sekarang punya stok lebih dari 1,6 juta ton," kata Bayu.

Dengan jumlah stok yang dimiliki Bulog ini juga kata Bayu, Bulog siap mendukung program Pemerintah mulai dari bantuan pangan beras tahap kedua maupun program SPHP. Untuk bantuan pangan tahap kedua periode April-Mei-Juni sudah mulai disalurkan kepada  22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 10 kg beras per bulan.

Penyaluran bantuan pangan tahap kedua ini kata Bayu, akan dilakukan pada Mei-Juni. Sehingga periode April, Mei, Juni akan disalurkan alam dua bulan kalender yakni Mei-Juni dengan total 660 ribu ton beras.

"Untuk 22 juta KPM dan yang disalurkan 220 ribu ton per bulan, jadi 3 bulan akan disalurkan kurang lebih 660 ribu ton. Makanya stoknya harus kuat, jadi dengan penyaluran 660 ribu, kita punya lebih 1,6 juta maka kita bisa menjaga stok bulog selalu di atas 1 juta karena masih ada pengadaan dalam negeri dan lainya," ujarnya.

Bayu menambahkan, Bulog saat ini juga terus mengoptimalkan penyerapan beras dalam negeri pada momentum panen raya. Hal ini untuk menambah stok mengingat proyeksi produksi beras mulai menurun pada Juni 2024.

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, produksi beras nasional di April 2024 diperkirakan mencapai 5,53 juta ton dan di Mei 2024 berada di angka 3,19 juta ton. Selanjutnya pada Juni 2024 diperkirakan produksi beras mulai menurun menjadi 2,12 juta ton.

"Kita sekarang sudah 1,6 juta alhamdulillah, kalau bisa lebih. Karena terus terang saja mulai musim kering ini nanti bulan Juni, Juli, Agustus dan seterusnya masih tidak pasti apakah panen kita akan ada lagi nanti, apakah akan baik atau tidak, itu masih tingkat ketidakpastiannya tinggi. Jadi yang penting kita punya stok dulu," ujarnya.

Adapun realisasi bantuan pangan beras tahap pertama Januari-Maret per 26 April pun telah mencapai 647 ribu ton atau 98,08 persen. Bantuan yang digulirkan Pemerintah ke 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 10 kg beras per bulan ini direncanakan disalurkan hingga Juni 2024.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement