Jumat 03 May 2024 20:09 WIB

Badan Geologi ESDM Pasang Alat Seismik Baru di Pulau Ruang

Instalasi seismik dua kali rusak akibat erupsi Gunung Ruang.

Foto udara kondisi permukiman warga yang rusak parah terdampak erupsi Gunung Ruang di Desa Laingpatehi Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Jumat (3/5/2024). Dua desa yang berada di bawah kaki Gunung Ruang yaitu Desa Laingpatehi dan Desa Pumpente menjadi desa paling parah terkena dampak letusan Gunung Ruang dan puluhan rumah di lokasi tersebut tertimbun material abu vulkanik.
Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Foto udara kondisi permukiman warga yang rusak parah terdampak erupsi Gunung Ruang di Desa Laingpatehi Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Jumat (3/5/2024). Dua desa yang berada di bawah kaki Gunung Ruang yaitu Desa Laingpatehi dan Desa Pumpente menjadi desa paling parah terkena dampak letusan Gunung Ruang dan puluhan rumah di lokasi tersebut tertimbun material abu vulkanik.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasang peralatan seismik baru untuk menggantikan instalasi seismik yang dua kali rusak akibat erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut). Ketua Tim Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Heruningtyas mengatakan pemasangan instalasi seismik itu dilakukan di Pulau Ruang yang jarak sekitar dua kilometer dari puncak kawah Gunung Ruang.

"Pada prinsipnya pemantauan seismik lebih dekat ke sumbernya akan semakin baik," kata Tyas saat dihubungi di Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Baca Juga

Aktivitas erupsi yang terjadi pada 17 April dan 30 April 2024 membuat stasiun seismik yang berjarak 1,5 kilometer dan 2,7 kilometer dari pusat kawah mengalami kerusakan. Peristiwa dua kali letusan itu menyebabkan kegiatan perekaman aktivitas vulkanik dan kegempaan menjadi terganggu karena jarak pos pengamatan Gunung Ruang berada di Pulau Tagulandang sejauh lima kilometer dari pusat kawah.

Saat aktivitas vulkanik mereda pada 3 Mei 2024, Tyas bersama tim Badan Geologi bergerak mendekati Gunung Ruang untuk memasang perlahan seismik baru itu agar bisa akurat merekam berbagai aktivitas kegempaan gunung api setinggi 725 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.

"Kami pilih area yang masih hijau dan tidak terkena awan panas serta material-material, seperti lahar," papar Tyas.

Jenis gempa yang dapat terekam adalah gempa vulkanik yang mengindikasikan migrasi magma dari dalam menuju ke permukaan, dan gempa-gempa permukaan seperti gempa erupsi dan gempa frekuensi rendah. Bahkan peralatan seismik baru itu juga dapat merekam berbagai gempa yang bersumber dari aktivitas tektonik.

Tyas menjelaskan pemasangan instalasi seismik yang dilakukan hari ini menggunakan bambu dan plastik untuk menghindari korosi. Tim Badan Geologi memakai alat seadanya karena toko-toko material yang menjual besi tahan korosi sedang tutup akibat aktivitas erupsi Gunung Ruang.

Menurut Tyas, hal terpenting sekarang adalah merekam aktivitas vulkanik dan kegempaan secara akurat melalui stasiun seismik baru tersebut, mengingat saat ini status Gunung Ruang masih Level IV atau Awas. Ketika status gunung api bertipe strato itu turun, maka stasiun seismik akan dibuat menggunakan beton dengan pagar kawat baja mengelilingi stasiun.

"Kami sekarang hanya menggunakan peralatan seadanya untuk stasiun sementara. Kalau gunung sudah normal kembali, kami akan membangun instalasi secara permanen menggunakan beton," ucap Tyas.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement