Jumat 03 May 2024 20:16 WIB

Demo Mahasiswa Pro Palestina di Amerika, MER-C Sayangkan Tindakan Represif Polisi

Polisi Amerika menangkap lebih dari 900 orang dalam demonstrasi pro-Palestina.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Mahasiswa pro-Palestina terus berkemah di kampus Columbia University untuk memprotes hubungan universitas tersebut dengan Israel, di New York, New York, AS, 24 April 2024.
Foto: EPA-EFE/SARAH YENESEL
Mahasiswa pro-Palestina terus berkemah di kampus Columbia University untuk memprotes hubungan universitas tersebut dengan Israel, di New York, New York, AS, 24 April 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari terkahir ini, mahasiswa pro Palestina menggelar aksi demonstrasi di kampus-kampus Amerika Serikat (AS) untuk mendesak dihentikannya genosida Israel di Jalur Gaza, Palestina.

Dilaporkan, Departemen Kepolisian New York (NYPD) telah menangkap ratusan demonstran pro-Palestina di Universitas Columbia dan City College of New York.

Baca Juga

Medical Emergency Rescue Committtee (MER-C) menyayangkan tindakan represif polisi AS terhadap mahasiswa pro Palestina tersebut. Ketua Presidium MER-C dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan, mahasiswa AS telah melihat dengan mata hatinya, sehingga meraka memahami bahwa apa yang dilakukan Israel dan didukung penuh AS adalah genosida.

“Tapi yang disayangkan adalah respons polisi yang represif dalam menangani para demonstran sebagai kampium demokrasi. Apa yang dilakukan aparat terhadap para demonstran tidak mencerminkan wajah negara demokrasi,” ujar Sarbini dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Karena itu, lanjut dia, MER-C sebagai organisasi yang konsen dengan kemanusiaan menyerukan agar AS lebih persuasif dan mendengar apa yang disuarakan oleh mahasiswanya. Menurut dia, cara pendekatan represif akan menjadi catatan buruk demokrasi yang dipertontonkan AS di etalase dunia.

“Sudah selayaknya pemerintah AS mendengarkan aspirasi mereka dan melakukan langkah cepat menghentikan kekejaman Israel di Palestina. Apabila AS mengabaikan tuntutan mahasiswa, kami khawatir gelombang besar ini akan lebih menggema ke seluruh dunia,” ucap Sarbini.

Aljazirah melaporkan, protes yang dilakukan mahasiswa berlangsung damai dan sebagian besar penuh rasa hormat, namun ditanggapi dengan tindakan keras oleh banyak universitas di tengah tuduhan anti-Semitisme. Pihak kampus memanggil petugas keamanan yang datang menyerang massa dan menangkap paksa mahasiswa.

Polisi Amerika menangkap lebih dari 900 orang dalam demonstrasi pro-Palestina yang dimulai di beberapa universitas di Amerika sejak 18 April lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement