Jumat 03 May 2024 20:36 WIB

PVMBG: Gunung Ruang Sudah Lazim Keluarkan Awan Panas

Gunung Ruang erupsi terakhir pada 2002 dan selang 22 tahun erupsi pada 16 April 2024.

Red: Ani Nursalikah
Seekor anjing berada di depan rumah yang rusak parah terdampak erupsi Gunung Ruang di Desa Laingpatehi Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Jumat (3/5/2024). Dua desa yang berada di bawah kaki Gunung Ruang yaitu Desa Laingpatehi dan Desa Pumpente menjadi desa paling parah terkena dampak letusan Gunung Ruang dan puluhan rumah di lokasi tersebut tertimbun material abu vulkanik.
Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Seekor anjing berada di depan rumah yang rusak parah terdampak erupsi Gunung Ruang di Desa Laingpatehi Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Jumat (3/5/2024). Dua desa yang berada di bawah kaki Gunung Ruang yaitu Desa Laingpatehi dan Desa Pumpente menjadi desa paling parah terkena dampak letusan Gunung Ruang dan puluhan rumah di lokasi tersebut tertimbun material abu vulkanik.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan secara historis erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro sudah lazim mengeluarkan awan panas.

"Jadi sudah tepat langkah Gubernur Sulawesi Utara (mengevakuasi warga Pulau Ruang) karena memang ini daerah sangat berbahaya," kata Hendra di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Jumat (3/5/2024).

Baca Juga

Dia mengatakan pemantauan terhadap gunung api di Pulau Ruang tersebut dilakukan melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) yang ada di Desa Tulusan.

"Gunung Ruang memiliki tinggi 725 meter yang tampak di atas permukaan laut, namun sesungguhnya di bagian bawah laut kita belum ketahui," ujar Hendra.