Jumat 03 May 2024 21:12 WIB

Ada Beberapa Akad KPR Syariah di BTN Syariah, Apa Bedanya?

Per 2023 KPR Syariah meningkat sebesar 19 persen mencapai Rp 34,6 triliun.

KPR BTN Syariah sangat diminati oleh kaum milenial, terutama karena keunggulan dalam hal kepastian angsuran. (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
KPR BTN Syariah sangat diminati oleh kaum milenial, terutama karena keunggulan dalam hal kepastian angsuran. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah 19 tahun berdiri, BTN Syariah berkomitmen akan terus memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah. Terutama, dalam penyaluran pembiayaan syariah untuk kredit pemilikan rumah (KPR) syariah.

Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan, per 2023 KPR Syariah meningkat sebesar 19 persen mencapai Rp 34,6 triliun dibanding posisi tahun 2022. Sementara posisi KPR BTN secara nasional hanya meningkat sebesar 9 persen mencapai sebesar Rp 223,3 triliun.

Baca Juga

"KPR BTN Syariah sangat diminati oleh kaum milenial, terutama karena keunggulan dalam hal kepastian angsuran, jangka waktu pembiayaan yang panjang dan margin yang bersaing," ujar Ramon beberapa waktu lalu.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Consumer Bank BTN, Hirwandi Gafar menegaskan BTN Syariah senantiasa memberikan kemudahan kecepatan layanan proses pengajuan KPR dan meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan pengembang untuk memberikan hunian yang berkualitas bagi nasabah. 

Sebagai bank penyedia KPR syariah terbesar di Indonesia, fasilitas pembiayaan syariah di BTN Syariah tersedia dengan beberapa macam akad. Berikut ini penjelasannya:

1. Akad murabahah atau jual beli 

Akad ini dapat digunakan untuk mewujudkan pembelian rumah impian hingga renovasi hunian di atas lahan milik sendiri. Produk KPR di BTN Syariah yang menggunakan akad ini adalah KPR BTN Platinum iB, KPR BTN Indent iB dan Pembiayaan Bangun Rumah BTN iB.

Akad Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah dimana Bank Syariah akan membeli barang yang diperlukan oleh nasabah. Kemudian bank menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin atau keuntungan yang disepakati antara bank dan nasabah.

Dalam transaksi dengan menggunakan akad ini, bank syariah akan melakukan pembelian rumah atau apartemen yang diinginkan nasabah. Sehingga, bank bertindak sebagai pemilik rumah dan selanjutnya menjual rumah atau apartemen tersebut kepada nasabah dengan cara diangsur.

Bank tidak mengenakan bunga yang bersifat fluktuatif /floating kepada nasabah atas pinjaman yang dilakukan namun mengambil keuntungan dari penjualan rumah yang dibeli melalui pembiayaan yang telah ditetapkan sejak awal.

Dalam prinsip akad murabahah, besaran angsuran yang harus dibayarkan oleh nasabah dalam jangka waktu tertentu yang disepakati telah ditetapkan sejak awal bersifat tetap sesuai kesepakatan.

2. Akad musyarakah mutanaqisah 

Ini adalah akad antara dua pihak atau lebih yang berserikat atau berkongsi terhadap suatu barang dimana salah satu pihak kemudian membeli porsi kepemilikan pihak lainnya secara bertahap. Produk di BTN Syariah yang menggunakan akad ini adalah Pembiayaan Properti BTN iB. 

Dalam skema ini, bank dan nasabah bersama-sama melakukan pembelian rumah atau apartemen dengan porsi kepemilikan yang telah disepakati. Misalnya, bank 80 perseen dan nasabah 20 persen. Selanjutnya, nasabah akan membeli rumah atau apartemen tersebut dari pihak bank dengan cara membeli porsi kepemilkan bank dari nisbah bagi hasil atas angsuran

Hingga pada akhirnya semua aset kepemilikan bank telah berpindah tangan kepada nasabah. Besar angsuran yang dibayarkan oleh nasabah dengan skema ini ditentukan berdasarkan kesepakatan antara bank dan nasabah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement