Jumat 03 May 2024 21:23 WIB

PMI Manufaktur Indonesia Turun, Kemenkeu Nilai Masih Positif

Inflasi selama Idulfitri terkendali dan harga diperkirakan masih akan terkoreksi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Pengunjung mendatangi stand dalam pameran Manufacturing Indonesia 2022 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Kamis (1/12/2022). Pameran yang berlangsung mulai hari ini hingga 3 Desember 2022, bertempat di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran. Event berskala internasional yang mengangkat tema Solusi Keberlanjutan untuk Industri Manufaktur (Sustainable Solutions for the Manufacturing Industry) ini mencakup ekshibisi pada mesin, peralatan, material dan jasa yang melibatkan 800 lebih peserta pameran dari 33 negara/wilayah. Foto: Tahta Aidilla/Republika
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pengunjung mendatangi stand dalam pameran Manufacturing Indonesia 2022 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Kamis (1/12/2022). Pameran yang berlangsung mulai hari ini hingga 3 Desember 2022, bertempat di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran. Event berskala internasional yang mengangkat tema Solusi Keberlanjutan untuk Industri Manufaktur (Sustainable Solutions for the Manufacturing Industry) ini mencakup ekshibisi pada mesin, peralatan, material dan jasa yang melibatkan 800 lebih peserta pameran dari 33 negara/wilayah. Foto: Tahta Aidilla/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2024 menurun ke posisi 52,9. Sebelumnya pada Maret mencapai 54,2.

Meski begitu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai, angka tersebut masih menunjukkan kinerja positif pada aktivitas manufaktur di Tanah Air. Ini menandai kelanjutan tren ekspansif PMI Manufaktur Indonesia selama 32 bulan berturut-turut. 

Baca Juga

Dijelaskan, laju ekspansif itu didorong oleh tingkat permintaan dalam negeri dan pembelian barang input seiring momen Ramadhan dan Idul Fitri pada April 2024. Lalu tingkat output manufaktur pada April tercatat ekspansif ke level 55,4, sebelumnya pada Maret di posisi 57,7, sejalan dengan tingkat permintaan yang tercatat ekspansif ke level 54,4 per April, pada Maret di posisi 55,5. 

Disebutkan, beberapa negara mitra dagang Indonesia juga mencatatkan aktivitas manufaktur yang ekspansif. Di antaranya China (51,4) dan India (59,1), sedangkan beberapa negara tetangga di kawasan ASEAN seperti Malaysia dan Thailand tercatat masih terkontraksi, masing-masing ke level 49,0 dan 47,5.