Sabtu 04 May 2024 16:58 WIB

Puluhan Ribu Terdampak Banjir-Longsor, Belasan Meninggal di Sulsel

Sulsel dilanda banjir dan longsor sejak Jumat sore.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Fitriyan Zamzami
Warga menaiki perahu rakit untuk menerobos banjir di Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Sabtu (4/5/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Hasrul Said
Warga menaiki perahu rakit untuk menerobos banjir di Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Sabtu (4/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SOPPENG – Banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan sejak Jumat (3/5/2024).  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir, belasan meninggal dan puluhan ribu terdampak bencana tersebut.

Hingga Sabtu (4/5/2024), BNPB mencatat 15 orang meninggal dunia, puluhan rumah hanyut dan rusak serta ribuan jiwa terdampak mengungsi ke dataran lebih tinggi, di tiga kabupaten. Tiga kabupaten yang mengalami banjir dan longsor akibat intensitas hujan tinggi dan jebolnya tanggul air, yakni Kabupaten Luwu, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Wajo.

Baca Juga

Menurut BNPB, Banjir terparah di Kabupaten Luwu yang mengakibatkan 14 jiwa meninggal dunia. Banjir itu melanda 13 kecamatan, terdampak pada 1.385 KK dan 115 jiwa mengungsi di beberapa masjid dan rumah kerabat. 

BNPB juga memantau hujan intensitas tinggi menyebabkan banjir pada lima kecamatan di Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Kejadian ini berlangsung pada Jumat (3/5), pukul 18.35 waktu setempat atau Wita. 

"Lebih dari 2.900 warga terdampak peristiwa tersebut," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers pada Sabtu (4/5/2024). 

BNPB mencatatkan 12 wilayah administrasi setingkat desa dan kelurahan pada lima kecamatan terkena imbas luapan Sungai Wallanae dan beberapa sungai kecil lainnya setelah hujan lebat mengguyur kawasan Soppeng. Kelima kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Lilirilau (3 desa dan 1 kelurahan), Marioriawa (3 kelurahan), Ganra (2 desa), Marioriwawo (2 desa) dan Donri-Donri (1 desa). 

"Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebutkan genangan masih terjadi di pemukiman dan lahan milik warga pada Sabtu (4/5)," ujar Abdul. 

photo
Foto udara suasana permukiman yang terdampak banjir di Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Sabtu (4/5/2024). - (ANTARA FOTO/Hasrul Said)

Saat luapan air terjadi, tinggi muka air terpantau antara 20 hingga 200 cm. Banjir di wilayah tersebut berdampak pada 2.957 jiwa. 

"Tidak ada laporan adanya korban jiwa maupun warga yang luka-luka akibat bencana ini," ujar Abdul. 

Dampak banjir menyasar pada sektor pemukiman dan fasilitas umum. Tercatat fasilitas pendidikan terdampak 1 unit dan rumah-rumah warga terendam banjir. BPBD Kabupaten Soppeng masih melakukan pendataan tempat tinggal yang terdampak banjir. Namun demikian, pantauan di lapangan menyebutkan jalan poros Soppeng – Waju sudah dapat diakses kendaraan warga. 

"Sedangkan lahan persawahan yang terendam banjir seluas 680,91 hektar dan lahan kebun jagung 638 ha," ujar Abdul. 

Menyikapi kondisi banjir yang masih berlangsung, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap banjir susulan. Prakiraan cuaca pada hari ini (4/5) terpantau berpotensi hujan, khususnya di wilayah-wilayah kecamatan yang masih terdampak banjir. 

Secara umum, Sulawesi Selatan termasuk salah satu wilayah provinsi yang masih berpotensi hujan dengan intensitas tinggi disertai petir atau kilat dan angin kencang hingga esok hari (5/5). 

"Semua pihak diimbau untuk selalu mewaspadai potensi dampak bahaya hidrometeorologi lainnya, seperti banjir bandang, tanah longsor maupun cuaca ekstrem," ujar Abdul.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement