REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO — Sebanyak 2.742 dari 8.504 desa/kelurahan di wilayah Provinsi Jawa Timur (Jatim) masuk kategori rawan bencana. Dalam upaya mitigasi, pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) terus dilakukan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim, hingga akhir 2023, sudah terbentuk 1.659 Destana, meningkat dari 2022 yang berjumlah 1.542. Pada 2024 ini, BPBD Provinsi Jatim menargetkan pembentukan 70 Destana baru.
Analis Kebencanaan Ahli Muda Bidang Pencegahan BPBD Jatim Dadang Iqwandy mengatakan, upaya pembentukan Destana baru akan diawali pada Selasa (7/5/2024). Sasaran awalnya desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Gresik dan Kabupaten Madiun.
“Selanjutnya, agenda pembentukan akan bergeser ke Kabupaten Bojonegoro, Sumenep, Banyuwangi, Malang, Pamekasan, dan sejumlah daerah lain,” kata Dadang Iqwandy, dalam keterangannya, Sabtu (4/5/2024).
Untuk membahas persiapan pembentukan Destana itu, pada Jumat (3/5/2024) digelar rapat yang melibatkan sejumlah fasilitator Destana dari berbagai daerah. Rapat itu juga dihadiri Sekretaris Jenderal Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Provinsi Jatim Catur Sudarmanto.
Menurut Dadang, pada bulan Mei ini direncanakan sekitar 19 desa/kelurahan yang tersebar di 11 daerah akan menjadi sasaran pembentukan Destana. Di Kabupaten Gresik, misalnya, salah satu sasarannya, yaitu Desa Sungairujing, Kecamatan Sangkapura, yang ada di Pulau Bawean. Desa tersebut turut terdampak gempa bumi beberapa waktu lalu. “Kami targetkan pembentukan 70 Destana ini rampung pada Bulan September,” kata Dadang.