REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Walimatus safar dapat diartikan sebagai acara atau upacara kepergian atau perjalanan. Umat Islam Indonesia biasanya ada yang melakukan walimatus safar sebelum berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah dan Madinah di Arab Saudi.
Mengenai walimatus safar, KH Ahmad Sarwat Lc pada laman Rumah Fiqih menjelaskan, sampai saat ini kami masih belum menemukan dalil yang secara langsung mensunnahkan kita mengadakan acara ritual khusus yang disebut sebagai walimatus safar. Kami tidak menemukannya baik di dalam Alquran maupun di dalam hadits Nabi Muhammad SAW.
"Dalam pandangan kami, kalau pun praktek mengundang tetangga atau kerabat menjelang kepergian dilakukan, mungkin lebih dimotivasi karena ingin melakukan perpisahan sambil melakukan penyampaian wasiat. Sebab melakukan perpisahan dan berwasiat menjelang safar (perjalanan) memang bagian dari hal yang dianjurkan," kata KH Ahmad Sarwat Lc pada laman Rumah Fiqih.
Kami juga mendapati adanya anjuran untuk melakukan sholat sunnah safar dua rakaat sebelum keberangkatan. Dianjurkan setelah membaca Al-Fatihah untuk membaca surat Al-Kafirun di rakaat pertama dan surat Al-Ikhlas di rakaat kedua.
Selebihnya yang kita dapati dalilnya justru penyambutan ketika seseorang kembali dari haji. Di mana para ulama mengatakan dianjurkan untuk memberikan ucapan doa dan selamat kepada yang bersangkutan.
Aisyah berkata bahwa Zaid bin Haritsah tiba di Madinah sedangkan Rasulullah SAW sedang ada di rumahku. Maka Rasulullah SAW mendatanginya dan mengetuk pintu, lalu beliau menghampirinya, menarik bajunya, memeluknya dan menciumnya.
Juga boleh diucapkan selamat atau doa kepada orang yang datang setelah menunaikan ibadah haji, seperti lafadz berikut ini.
"Semoga Allah mengabulkan haji anda, mengampuni dosa-dosa anda serta mengganti nafkah anda."
Dari Ibnu Umar Radhyalahu anhu bahwa Rasulullah SAW jika kembali dari suatu peperangan atau haji atau umroh, beliau bertakbir tiga kali kemudian mengucapkan:
"Tiada Tuhan melainkan Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kami pulang, bertobat, mengabdi, bersujud, dan kami memuji kepada Tuhan kami. Allah telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan sekutu musuh dengan sendiri-Nya." (HR Imam Bukhari)