REPUBLIKA.CO.ID, kairo -- Media Pemerintah Mesir pada Ahad, (5/5/2024) melaporkan bahwa perundingan Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas mencapai kemajuan positif untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Namun memperingatkan agar tidak mempercayai laporan rincian kemungkinan kesepakatan tersebut.
"Sebuah sumber tingkat tinggi memastikan ada kemajuan yang positif dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza," demikian lapor Al Qahera News. Selain itu, sumber yang tidak disebutkan namanya itu menambahkan bahwa apa yang diberitakan media mengenai ketentuan kesepakatan tidak akurat.
Sumber tersebut menegaskan bahwa “delegasi keamanan Mesir melanjutkan konsultasinya dengan semua pihak,” dan menambahkan bahwa “kembalinya warga Palestina yang terlantar ke Jalur Gaza utara adalah salah satu syarat dalam perjanjian tersebut.”
Laporan-laporan media sebelumnya mengatakan bahwa perundingan antara kedua belah pihak menemui jalan buntu, karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras menyerang kota Rafah di selatan meskipun ada peringatan internasional mengenai bahaya yang akan ditimbulkan terhadap sekitar 1,5 juta warga sipil yang mengungsi di sana.
Netanyahu juga dilaporkan menghadapi tekanan yang semakin besar untuk tidak menerima kesepakatan yang akan mengakhiri perang di Gaza dan membatalkan rencana serangan militer ke Rafah. Oposisi Israel menuduh Netayahu berusaha melakukan sabotase atas kesepakatan pertukaran sandera dengan kelompok Palestina, Hamas. Tel Aviv meyakini ada 134 warga Israel yang ditawan di Gaza, sementara Israel memenjarakan 9.000 warga Palestina.