Senin 06 May 2024 11:54 WIB

Gunung Semeru Kembali Erupsi Disertai Letusan Abu Vulkanis

Tinggi kolom letusan Gunung Semeru teramati sekitar 700 meter.

Kondisi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tanpa pengunjung di Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (25/4/2024). Balai Besar TNBTS memberlakukan penutupan sementara kegiatan wisata pada 25-26 April 2024 dalam rangka pembersihan kawasan wisata usai libur Lebaran.
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Kondisi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tanpa pengunjung di Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (25/4/2024). Balai Besar TNBTS memberlakukan penutupan sementara kegiatan wisata pada 25-26 April 2024 dalam rangka pembersihan kawasan wisata usai libur Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik pada Senin (6/5/2024). Tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter.

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Senin.

Baca Juga

Erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut disertai abu vulkanik dengan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. "Erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 108 detik," tuturnya.

Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kemudian warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar, di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement