REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Militer Israel pada Senin (6/5/2024) memaksa rakyat Palestina dan pengungsi lainnya untuk keluar dari wilayah Rafah timur. Hal itu dilakukan menjelang kemungkinan invasi darat yang akan dilancarkan Israel.
"Tentara Israel memperluas zona kemanusiaan di Al Mawasi dan mendesak warga Palestina untuk sementara mengungsi dari Rafah timur ke zona kemanusiaan yang diperluas," tulis juru bicara militer Israel Avichay Adraee di X.
Perluasan zona kemanusiaan di Al Mawasi meliputi rumah sakit lapangan, tenda, makanan, air, obat-obatan, dan perbekalan lainnya dalam jumlah besar. Adraee menyebut militer Israel juga mengizinkan kolaborasi dengan organisasi internasional tertentu dan negara-negara lain untuk memperluas cakupan bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Jalur Gaza,.
Namun, Adraee mengatakan bahwa proses tersebut akan berjalan secara bertahap. Pihaknya akan menyesuaikan berdasarkan penilaian situasi yang sedang berlangsung.
"Dalam konteks ini, selebaran akan dibagikan, pesan teks dan panggilan telepon akan dikirim, dan informasi disiarkan melalui media Arab," kata Adraee.
Lebih lanjut, Adraee menyatakan bahwa tentara akan terus berupaya mencapai tujuan perang mereka, termasuk untuk menumpas kelompok pejuang Hamas Palestina serta mengembalikan semua warga Israel yang disandera. Di akun media sosialnya, militer Israel telah mengunggah peta yang menggambarkan rute evakuasi.
Laporan Radio Angkatan Darat Israel menyebut keputusan untuk mengevakuasi warga dari Rafah timur diambil dalam sidang kabinet, Ahad malam (5/5/2024). Sekitar 100 ribu warga sipil diperkirakan berada di wilayah yang akan dievakuasi.