Selasa 07 May 2024 00:02 WIB

Bintang Sepak Bola Malaysia Faisal Halim Jadi Korban, Apa Bahaya Air Keras pada Tubuh?

Bintang sepak bola Malaysia Faisal Halim disiram air keras pada Ahad (5/5/2024).

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Pemain Malaysia Faisal Halim disiram air keras saat berada di pusat perbelanjaan Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Ahad (5/5/2024).
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Pemain Malaysia Faisal Halim disiram air keras saat berada di pusat perbelanjaan Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Ahad (5/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bintang sepakbola Malaysia Faisal Halim disiram air keras oleh orang tak dikenal saat berada di pusat perbelanjaan Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Ahad (5/5/2024). Suporter Indonesia pun mengkhawatirkan keselamatan Jordi Amat dan Sadil Ramdani yang bermain di Malaysia.

Secara umum, air keras diketahui merupakan larutan asam kuat yang cukup pekat. Jika mengenai kulit, bisa mengakibatkan rasa sakit bahkan luka bakar.

Baca Juga

Beberapa contoh air keras, seperti asam sulfat, asam klorida, asam nitrat, dan asam fosfat. Salah satunya larutan klorida dalam air, misalnya, meliputi asam klorohidrat, asam klorida, dan asam muriatik.

"Hidrogen klorida tidak diserap melalui kulit, namun jika gas hidrogen klorida bersentuhan dengan kelembapan, ia akan membentuk asam klorida, yang bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar," kata Centers for Disease Control and Prevention dalam laman resminya, dikutip Senin (6/5/2024).

Hidrogen klorida dapat menyebabkan luka bakar kimia yang parah jika disiram ke area kulit. Anak-anak lebih rentan terhadap racun yang mengenai kulit.

Selain itu, hidrogen klorida bisa menimbulkan cedera kornea jika terkena area mata. Itu pula yang dialami oleh mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, setelah diserang pada Selasa, 11 April 2017.

Menelan asam klorida pekat juga dapat menyebabkan luka korosif yang parah pada bibir, mulut, tenggorokan, kerongkongan, dan lambung. Efek kesehatan hidrogen klorida pekat dapat bersifat korosif pada kulit, mata, hidung, selaput lendir, serta saluran pernapasan dan pencernaan.

Menghirup hidrogen klorida dapat menyebabkan edema paru. Efek lain dari paparan termasuk syok, gangguan sirkulasi, asidosis metabolik, dan depresi pernapasan.

Gas hidrogen klorida sangat mengiritasi selaput lendir hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan. Paparan singkat terhadap 35 ppm menyebabkan iritasi tenggorokan, dan kadar 50 hingga 100 ppm hampir tidak dapat ditoleransi selama satu jam.

Dampak terbesar terjadi pada saluran pernapasan bagian atas, yakni paparan konsentrasi tinggi dapat dengan cepat menyebabkan pembengkakan dan kejang pada tenggorokan serta mati lemas. Kebanyakan orang yang terpapar secara serius akan mengalami pernapasan cepat, warna kulit menjadi biru, dan penyempitan bronkiolus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement