Selasa 07 May 2024 00:36 WIB

Ini Sederet Buzzer-Beater Playoff NBA Paling Ikonik Sepanjang Sejarah

Jamal Murray dari Denver Nuggets mencetak buzzer beater terbaru di playoff NBA.

Pemain Denver Nuggets Jamal Murray melepaskan tembakan buzzer beater dalam playoff NBA melawan Los Angeles Lakers.
Foto: AP Photo/Jack Dempsey
Pemain Denver Nuggets Jamal Murray melepaskan tembakan buzzer beater dalam playoff NBA melawan Los Angeles Lakers.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Babak playoff NBA telah memasuki semifinal. Sejumlah aksi menarik tersaji dari para bintang basket dunia yang bertarung untuk memperebutkan gelar terbaik di liga bola basket bergengsi dunia. Pada Senin (22/4/2024) lalu, Jamal Murray dari Denver Nuggets menyuguhkan momen mendebarkan dengan tembakan buzzer-beater yang menggemparkan.

Pada detik-detik terakhir pertandingan kedua melawan Los Angeles Lakers, Murray berhasil melakukan tembakan jump shot dua angka yang menegangkan. Bola masuk tepat saat buzzer berbunyi, menutup comeback epik dengan 20 poin setelah Denver tertinggal hampir di sepanjang laga. 

Baca Juga

"Saya hanya mendengar semua orang berteriak, dari situlah saya tahu bahwa bola itu masuk," ungkap Murray yang mengaku tak mempercayainya dalam konferensi pers bersama Denver Nuggets setelah pertandingan. 

Tembakan clutch ini membuat semua orang heboh, bahkan pelatih Nuggets, Michael Malone, sedang mempertimbangkan untuk memberikan julukan untuk momen klasik instan ini.  

Namun, aksi heroik Murray ini hanyalah bab terbaru dalam kisah panjang buzzer-beater legendaris di playoff NBA yang juga tersaji pada masa lalu. Berikut ini sederet momen buzzer-beater ikonik yang tercipta sepanjang sejarah playoff NBA, dikutip dari NBA.com

Michael Jordan, The Shot (1989)

Tidak lengkap rasanya membahas buzzer-beater tanpa mengenang momen legendaris Michael Jordan.  Pemegang rekor buzzer-beater terbanyak ini menorehkan namanya dalam sejarah pada tanggal 7 Mei 1989. Menghadapi eliminasi di pertandingan kelima babak pertama Wilayah Timur melawan Cleveland Cavaliers, Chicago Bulls tertinggal satu poin dengan waktu tersisa beberapa detik.

Jordan menerima operan inbound dan melompat untuk melakukan fadeaway jump shot yang melesak mulus. Tembakan dua poin ikonik ini tidak hanya membungkam penonton Cleveland tetapi juga membawa Bulls melaju ke babak kedua. Tembakan legendaris ini, yang dikenal dengan sebutan "The Shot,"  melebihi sekadar pertandingan dan menjadi sejarah abadi dalam dunia basket. 

Bob Harrison, Buzzer-Beater Pertama (1950)

Tidak bisa dilupakan juga tembakan buzzer-beater ikonik lainnya yang dicetak oleh mendiang Bob "Tiger" Harrison pada tahun 1950. Lebih dari tujuh dekade lalu, sebagai anggota tim yang saat itu bernama Minneapolis Lakers (sekarang Los Angeles Lakers), ia tercatat dalam sejarah sebagai pencetak buzzer-beater pertama sepanjang sejarah NBA.

Dalam pertandingan final pertama NBA melawan Syracuse Nationals (sekarang Philadelphia 76ers), skor imbang 66-66 dengan waktu yang hanya tersisa beberapa detik. Dalam sebuah aksi yang nekat, Harrison meluncurkan tembakan dari jarak 12 meter yang mengejutkan dan bola tersebut masuk tepat saat buzzer berbunyi. Pertaruhan yang luar biasa ini tidak hanya mengamankan buzzer-beater pertama di final NBA, tetapi juga kemenangan krusial bagi Lakers.

Devonte 'Graham, Tembakan Buzzer-Beater Terjauh (2021)

Tiga tahun lalu, Devonte' Graham mengukir namanya dalam sejarah NBA dengan buzzer-beater yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saat masih berseragam New Orleans Pelicans, Graham berhadapan dengan Oklahoma City Thunder pada 15 Desember 2021. 

Dengan skor imbang 110 dan waktu tersisa hanya 1,4 detik, Graham menerima bola di luar jangkauan. Namun, menantang peluang (ESPN menempatkan peluang sukses hanya 3,5%), ia melepaskan tembakan dari jarak yang mencengangkan, yaitu 18,6 meter dan tembakannya pun masuk. Buzzer-beater luar biasa ini, sekarang dijuluki sebagai yang terjauh dalam sejarah NBA, menjadi bukti permainan clutch play Graham menjadi pengingat bahwa bahkan tembakan yang paling mustahil pun bisa masuk. 

Anthony Davis, The Mamba Shot (2020)

Tidak ketinggalan, penampilan heroik Anthony Davis yang terinspirasi oleh semangat Kobe Bryant pada pertandingan final kedua Wilayah Barat (Western Conference) tahun 2020 sama tidak terlupakannya. 

Menghadapi Denver Nuggets, Los Angeles Lakers mengenakan jersey Black Mamba mereka, sebagai penghormatan kepada mendiang legenda tersebut. Dengan skor imbang 103-103 dan waktu hampir habis, Davis bangkit untuk kesempatan itu.

Dalam momen yang mengingatkan pada Kobe sendiri, ia melepaskan tembakan yang menjadi penentu kemenangan di di akhir pertandingan, membungkam penonton di Denver dan mengamankan kemenangan krusial dengan poin 105-103. 

Tembakan krusial ini bukan hanya penentu kemenangan, tetapi juga menjadi sebuah pernyataan. Davis mengakhiri pertandingan dengan raihan dominan 31 poin, termasuk 10 poin terakhir Los Angeles Lakers dan 22 poin mengejutkan di babak kedua. Aksi heroiknya Davis sendirian mencegah comeback Denver Nuggets dari defisit 16 poin. Meskipun Nikola Jokic tampil gagah berani dengan torehan 30 poin dan 9 assist, performa Davis mengukuhkan keunggulan Los Angeles Lakers 2-0 di seri tersebut, sebagai bukti bakat dan ketenangannya di saat-saat krusial. 

Kawhi Leonard, Four Bounces and In (2019)

Momen tak terlupakan lainnya adalah tembakan klasik instan Kawhi Leonard pada 2019.  Pada pertandingan final ke-7 Wilayah Timur (East Conference), Leonard, yang saat itu masih berseragam Toronto Raptors, berhadapan dengan Philadelphia 76ers. Dengan skor imbang dan waktu pertandingan hampir habis, Leonard melepaskan tembakan fadeaway nekad dari sudut lapangan. 

Tembakan tersebut, yang kini dijuluki "Four Bounces and In," merupakan lintasan yang mustahil, memantul dari ring sebanyak empat kali sebelum akhirnya masuk ke dalam jaring. 

Tembakan ini pun melampaui sekadar pertandingan karena dua alasan. Pertama, tembakan ini menandai buzzer-beater kemenangan pertama dalam sejarah NBA yang terjadi di pertandingan ke-7.

Kedua, tembakan ini membawa Toronto Raptors ke Final NBA pertama mereka, di mana mereka akhirnya mengamankan gelar juara. Kejadian heroik yang dilakukan oleh Leonard tetap terukir dalam sejarah basket, sebagai bukti permainan clutch-nya dan pengingat bahwa akhir pertandingan yang paling dramatis sekalipun tetap mungkin terjadi.  

Para penggemar basket Indonesia dapat menyaksikan pertandingan playoff NBA hingga Juni mendatang melalui Vidio.com, Champions TV, dan Moji sebagai broadcaster resmi NBA di Indonesia, serta menggunakan NBA League Pass.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement