REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Direktur Eksekutif Dana Anak-anak PBB (UNICEF) Catherine Russell mengatakan serangan darat Israel ke Rafah menimbulkan "risiko bencana" pada ratusan ribu anak-anak yang mengungsi di sana. Ia mengatakan saat ini Rafah merupakan kota anak-anak yang tidak memiliki tempat aman di Gaza.
"Bila operasi militer skala besar dimulai, tidak hanya menempatkan anak-anak berisiko mengalami kekerasan, tapi juga kekacauan dan kepanikan, dan di saat fisik dan kondisi mental mereka sudah melemah," kata Russell dalam pernyataannya seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (6/5/2024).
"Perang selama lebih dari 200 hari sudah menghilangkan nyawa anak-anak dalam jumlah yang tak terbayangkan," tambahnya. UNICEF mengatakan anak-anak di Gaza dibunuh dan terluka dalam jumlah "yang tak proposional." Sementara "gangguan pada kesehatan dan pendidikan semakin akut."
Sementara itu Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta perkembangan terbaru mengenai kesepakatan pembebasan sandera Israel di Gaza pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Termasuk perundingan yang sedang berlangsung di Qatar.