Selasa 07 May 2024 12:10 WIB

Jokowi Duga Pabrik Sepatu Bata Tutup karena Kalah Saing

Jokowi bilang, banyak faktor yang membuat sebuah usaha naik turun.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo saat akan meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman dan 20 rumah sakit milik TNI di Jakarta, Senin (19/2/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden Joko Widodo saat akan meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman dan 20 rumah sakit milik TNI di Jakarta, Senin (19/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menduga, keputusan PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat karena tidak mampu bersaing dengan produk lannya. Kondisi tersebut mempengaruhi penurunan pendapatan yang berujung pada efisiensi.

"Ya ini kalau masalah ada pabrik yang tutup, sebuah usaha itu naik turun karena kondisi, mungkin karena efisiensi, kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi usai meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5/2024).

Baca Juga

Kendati demikian, Jokowi menegaskan bahwa secara makro, perkembangan ekonomi Indonesia sangat baik, yakni sebesar 5,11 persen. "Yang jelas secara makro perkembangan ekonomi kita sangat baik 5,11 (persen)," ujarnya.

Seperti diketahui, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengumumkan untuk menutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. Pengumuman tersebut disampaikan dalam keterbukaan informasi perusahaan yang diterbitkan melalui Bursa Efek Indonesia pada Sabtu (4/5/2024).

"Keputusan untuk menghentikan aktivitas produksi Pabrik PT Sepatu Bata Tbk yang berada di Purwakarta berdasarkan Keputusan Direksi tanggal 30 April 2024 yang sebelumnya telah disetujui berdasarkan persetujuan dari Keputusan Dewan Komisaris tanggal 29 April 2024," kata Director and Corporate Secretary  Bata Hatta Tutuko dikutip dari keterbukaan informasi, Sabtu (4/5/2024).

Sebelum memutuskan penutupan pabrik tersebut, Hatta memastikan perusahaan sudah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir. Hal tersebut dilakukan di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat.

Dia menuturkan, perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun. Selain itu, dia mengungkapkan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.

"Dengan adanya keputusan ini, maka Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," ungkap Hatta.

Dia menegaskan, keputusan tersebut merupakan hal terbaik yang dapat diambil berdasarkan evaluasi menyeluruh dan kesepakatan pihak-pihak terkait. Selain itu juga bertujuan untuk mengefektifkan operasional Perseroan. "Perseroan berkomitmen untuk memastikan kelancaran transisi bagi seluruh karyawan dan mitra kami yang terkena dampak perubahan ini," ujar Hatta.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement