Selasa 07 May 2024 13:03 WIB

Ilmuwan Identifikasi Molekul yang Buat Planet Venus Gersang

Venus merupakan planet terpanas di tata surya.

Rep: Shelbi Asrianti / Red: Friska Yolandha
Venus merupakan planet terpanas di Tata Surya.
Foto: Scitech Daily
Venus merupakan planet terpanas di Tata Surya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Planet Venus sering disebut kembar dengan Bumi karena ukuran dan kepadatan yang hampir sama. Keduanya juga merupakan planet berbatu yang terletak di 'wilayah dalam' Tata Surya. Namun, berbeda dengan Bumi yang penuh dengan kehidupan, Venus amat gersang.

Venus merupakan planet terpanas di Tata Surya, dengan suhu sekitar 471 derajat Celsius yang mampu melelehkan timah. Bahkan, Venus lebih panas dari Merkurius, planet terdekat dari Matahari. Ditambah lagi, Venus memiliki tekanan permukaan yang cukup menakutkan.

Baca Juga

Planet terdekat kedua dari Matahari ini juga kekurangan air, elemen yang sangat penting bagi kehidupan. Padahal, Venus berada dalam "Zona Goldilocks", wilayah di sekitar bintang yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin sehingga memungkinkan adanya air dalam bentuk cair.

"Venus memiliki air 100.000 kali lebih sedikit dibandingkan Bumi, meskipun pada dasarnya ukuran dan massanya sama," ujar Michael Chaffin, salah satu ketua tim dan ilmuwan Laboratorium Fisika Atmosfer dan Luar Angkasa (LASP), Universitas Colorado Boulder, Amerika Serikat.

Dari kondisi tersebut, tim ilmuwan LASP berusaha mengidentifikasi apa yang membuat Venus menjadi sangat kering dan gersang seperti yang diketahui saat ini. Hasil penelitian para ilmuwan tentang Venus telah dipublikasikan di jurnal Nature.

Dikutip dari laman Space, Selasa (7/5/2024), para ilmuwan mengulas bahwa miliaran tahun yang lalu, Venus diyakini memiliki jumlah air sebanyak Bumi. Namun, pada titik tertentu dalam evolusinya, awan karbon dioksida di atmosfer planet ini memicu efek rumah kaca yang paling intens di Tata Surya.  

Kondisi itu menyebabkan suhu melonjak hingga mencapai kondisi saat ini, memicu air di planet tersebut menguap, setelah itu hilang ke luar angkasa. Tim LASP mencoba mencari tahu perubahan di Venus menggunakan model komputer dari planet tersebut.

Model itu lantas diperlakukan seperti halnya laboratorium kimia raksasa. Metode demikian memungkinkan tim peneliti melihat lebih dekat berbagai reaksi yang terjadi di atmosfer Venus dan mengidentifikasi penyebab hilangnya air di planet tersebut.

Tim menemukan bahwa....

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement