Selasa 07 May 2024 19:21 WIB

Mentan: Pompanisasi Bisa Tingkatkan Pendapatan Petani se-Jabar Hingga Rp 15 Triliun

Pemasangan pompa wajib dilakukan agar petani bisa melakukan produksi 3 kali setahun.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, program pompanisasi yang digulirkan Pemerintah bisa memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif. (ilustrasi)
Foto: Dok Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, program pompanisasi yang digulirkan Pemerintah bisa memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, program pompanisasi yang digulirkan Pemerintah bisa memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif. Berdasarkan perhitungan, petani bisa memperoleh keuntungan Rp 15 triliun dalam satu tahun atau Rp 150 triliun dalam 10 tahun.

"Satu pompa bisa melayani 50 sampai 100 hektare, bayangkan kalau 10 ribu pompa bisa melayani 50 hektare saja per pompa, itu artinya bisa 500 ribu hektare. Dan kalau 500 ribu hektare ini bisa menghasilkan 1,5 juta ton untuk Jawa Barat, itu berarti akan meningkatkan pendapatan petani Rp 15 triliun per tahun. Artinya apa? Ekonomi bergerak di desa," ujar Amran dalam apel pompanisasi di Bandung, Jawa Barat, dikutip Selasa, (7/5/2024).

Baca Juga

Menurut Amran, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi terbesar yang dapat menghasilkan produktivitas di Indonesia. Karena itu, pemasangan pompa wajib dilakukan agar petani bisa melakukan produksi hingga tiga kali dalam setahun. 

Jawa Barat diketahui tutur menerima bantuan pompanisasi sebanyak 10 ribu unit dan akan didistribusikan ke 27 Kota/ Kabupaten. Diharapkan, bantuan tersebut mampu mengairi lahan tadah hujan sehingga mampu berproduksi sesuai apa yang diharapkan.

"Dulu bantuan Jawa Barat 4.100 unit pompa, sekarang tambahan baru 2.700 unit dan kami akan tambah lagi 6.000 kalau semua sudah selesai terpasang. Jadi tahun ini 10 ribu unit untuk Jawa Barat dan ini terbesar selama Jawa Barat berdiri," katanya.

Amran menambahkan, pompanisasi adalah solusi cepat untuk mengantisipasi El Nino panjang yang sempat menurunkan produksi tahun lalu. Sementara itu, kata Amran, pemerintah juga tengah menyiapkan 10 ribu hektare kluster pertanian modern yang nantinya sejajar dengan negara maju lainnya. 

"Pompa ini solusi cepat untuk meningkatkan produksi dalam menghadapi el nino. Dan nanti kami juga akan membuat cluster di Jawa Barat 10 ribu hektare pertanian modern yang sejajar dengan negara lain," katanya. 

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil mengatakan, gerakan pompanisasi merupakan solusi cepat yang bisa meningkatkan produksi nasional secara signifikan. Pompanisasi dilakukan secara masif karena dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan.

"Kita targetkan pompanisasi ini bisa memberikan tambahan minimal 1,2 juta ton beras. Semoga bisa sampai 1,5 juta ton. Dengan begitu, sebelum tiga tahun kita harapkan bisa swasembada lagi," katanya.

Ali Jamil mengungkapkan, potensi sawah tadah hujan Jabar sebesar  201.702 ha (IP 100) dengan produksi 9.09 juta ton. Dari catatan secara nasional, 7,4 juta hektare luas baku sawah di Indonesia, ada sekitar 36 persen merupakan sawah tadah hujan.

Pada periode 2019-2023, Jawa Barat telah mendapatkan bantuan dari Kementan berupa cultivator 2.084 ha, hand sprayer 5.517 ha, pompa air 4.162 unit, rice transplanter 33 unit, traktor roda dua 3.585 unit, traktor roda empat 298 unit, dan rehab jaringan irigasi 1.186 unit.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement