Selasa 07 May 2024 21:20 WIB

Italia Batasi Pemasangan Panel Surya di Lahan Pertanian

Pemasangan panel surya dinilai memperlambat tujuan dekarbonisasi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Emisi karbon (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Emisi karbon (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi sayap kanan Italia mengesahkan peraturan yang membatasi pemasangan panel surya di lahan pertanian, kata para menteri, dalam sebuah langkah yang memicu kritik karena hal ini dapat melemahkan tujuan dekarbonisasi Roma.

Aturan-aturan baru tersebut, yang merupakan bagian dari paket tindakan yang lebih luas untuk melindungi pertanian dan perikanan, termasuk larangan pemasangan sistem fotovoltaik dengan modul-modul yang diletakkan di atas tanah di area-area yang diklasifikasikan sebagai area pertanian.

Baca Juga

"Kami mengakhiri pemasangan (panel) fotovoltaik yang dipasang di tanah secara liar," kata Menteri Pertanian Francesco Lollobrigida dalam konferensi pers setelah rapat kabinet yang menyetujui langkah-langkah tersebut.

Lobi-lobi pertanian - pendukung utama pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Giorgia Meloni - telah lama menyerukan pembatasan terhadap panel-panel tersebut, dengan mengatakan bahwa panel-panel tersebut tidak sesuai dengan budidaya.

Sebaliknya, asosiasi lingkungan hidup menuduh pemerintah mengabaikan tujuan-tujuan ramah lingkungan yang telah disepakati dengan mitra dari negara-negara kaya Kelompok Tujuh (G7).

Pekan lalu, di akhir pertemuan para menteri energi G7, Italia berkomitmen untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan yang terpasang pada tahun 2030 dan menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara pada paruh pertama dekade berikutnya.

Menteri Energi Gilberto Pichetto Fratin mengatakan kepada para wartawan bahwa pembatasan-pembatasan baru ini tidak akan membahayakan target pemerintah untuk memasang sekitar 38 GW pada tahun 2030 melalui pembangkit-pembangkit listrik tenaga surya.

Lollobrigida mengatakan bahwa skema ini tidak menargetkan proyek-proyek agri-voltaik, yang menempatkan panel-panel surya di atas ladang dan kebun anggur untuk mendapatkan manfaat ganda dari lahan tersebut dengan menghasilkan tenaga listrik pada saat sinar matahari bersinar terik, namun tetap memungkinkan tanaman untuk tumbuh.

Paket pemerintah tersebut sekarang sedang diawasi oleh kedua majelis Parlemen, yang diizinkan untuk mengubahnya.

Pembatasan pembangkit listrik tenaga surya dapat berdampak negatif pada perusahaan-perusahaan energi termasuk ERG (ERG.MI) dan ALERION (ARN.MI) yang memiliki target pertumbuhan di sektor tenaga surya. Demikian kata analis keuangan di pialang Italia, Equita.

“Di sisi lain, perlambatan dalam pengembangan kapasitas tenaga surya dapat menjadi hal yang positif bagi pembangkit listrik termasuk Enel (ENEI.MI), A2A (A2.MI), dan IREN (IREE.MI), yang dapat mengalami tekanan pada harga jika energi surya meningkat,” kata para analisis seperti dilansir Reuters, Selasa (7/5/2024).

Italia tahun lalu menambahkan hampir 6 gigawatt (GW) dalam kapasitas energi terbarukan, terutama melalui pengembangan pembangkit listrik tenaga surya kecil, dengan proyek-proyek angin yang hanya menyumbang 8 persen dari kapasitas hijau yang baru.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement