REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tertawa biasanya bentuk ekspresi yang kegembiraan seseorang. Ada banyak sebab mengapa seseorang bisa tertawa mungkin karena bercanda tentang hal-hal lucu. Namun ada juga tertawa karena menertawakan keburukan orang.
Alquran telah membahas tentang tertawa. Dalam buku "Tertawa Ala Nabi" karya Nasir bin Muhammad bin Ibrahim as-Samarqandi, Usman bin Hasan asy-Syakir menyebutkan bahwa di dalam Alquran terdapat 10 ayat tentang tertawa yang dibagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama menerangkan tentang tertawanya manusia di dunia. Tertawa jenis ini kebanyakan tertuju kepada orang-orang yang celaka di dunia.
Bagian kedua adalah tertawanya manusia di akhirat dan berisi kemenangan yang diperoleh oleh mukmin di akhirat nanti. Apa yang dimaksud dengan tertawanya orang yang celaka di dunia? Surat an-Najm ayat 57-62 berbunyi:
اَزِفَتِ الْاٰزِفَةُ ۚ. لَيْسَ لَهَا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ كَاشِفَةٌ ۗ.اَفَمِنْ هٰذَا.الْحَدِيْثِ تَعْجَبُوْنَۙ.وَتَضْحَكُوْنَ وَلَا تَبْكُوْنَۙ.وَاَنْتُمْ سٰمِدُوْنَ.فَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ وَاعْبُدُوْا ࣖ
Azifatil-āzifah(tu). Laisa lahā min dūnillāhi kāsyifah(tun). Afamin hāżal-ḥadīṡi ta‘jabūn(a). Wa taḍḥakūna wa lā tabkūn(a).Wa antum sāmidūn(a). Fasjudū lillāhi wa‘budū.
Artinya: "(Hari Kiamat) yang dekat makin mendekat. Tidak ada yang akan dapat mengungkapkan (terjadinya hari itu) selain Allah. Maka, apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Kamu mentertawakan dan tidak menangisi(-nya),sedangkan kamu lengah (darinya). Bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)."
Ayat tersebut menunjukkan bahwa kiamat akan datang. Maka dari itu hendaknya sebagai umat beriman mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat tersebut, jangan seperti orang-orang kafir.
Ayat ini juga menunjukkan bagi orang yang celaka akan biasa-biasa saja mendengar berita datangnya hari kiamat.