REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo menyatakan, para pemain timnas Indonesia U-23 kompak dan sudah seperti keluarga. Dia menjelaskan bahwa pengakuan itu didapatkannya dari Marselino Ferdinan dan Pratama Arhan saat berada di Qatar dalam Piala Asia U-23 2024.
"Waktu itu saya mengobrol dengan Marselino dengan Arhan, terus saya tanya, bagaimana (kondisi tim)? Mereka mengatakan, Piala Asia salah satu experience mereka merasakan memiliki tim yang benar-benar seperti keluarga dan kompak," kata Dito kepada wartawan di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Dia juga sempat menanyakan kondisi perpaduan permainan antara pemain lokal dan naturalisasi yang bermain di liga luar negeri kepada kedua pemain itu. Lantas, tambah Dito, kedua pemain menjawab bahwa baru sekali ini bisa bertemu pemain-pemain yang bermain di luar negeri yang bisa membaur atau padu.
Dengan jawaban para pemain itu, Dito berkesimpulan bahwa fakta itulah yang membuat perjalanan timnas selama Piala Asia U-23 bisa melampaui target yang ditetapkan PSSI dengan masuk babak semifinal.
"Itulah kenapa di lapangan bisa main cantik, karena mereka mungkin secara hati dan jiwa nyambung semua," kata menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju itu.
Dito menambahkan, prestasi olahraga tak bisa diraih secara instan. Menurut dia, yang terpenting tampil konsisten. Ini disampaikan Dito menjelang laga play-off timnas Indonesia U-23 melawan Guinea untuk memperebutkan satu tiket tersisa menuju Olimpiade Paris 2024 pada Juli-Agustus.
Jadi, apa pun hasil Indonesia versus Guinea nanti, Dito mengimbau masyarakat tetap mendukung skuad Indonesia U-23 dan menganggap momentum Piala Asia U-23 langkah awal meraih prestasi lebih baik pada masa depan.
Dia menekankan, kolaborasi antara Kemenpora, PSSI, FIFA, dan setiap pemangku kepentingan harus terjalin dengan baik sehingga ekosistem olahraga sepak bola Indonesia berkembang dan maju.
Laga playoff antara Indonesia U-23 dan Guinea akan digelar Kamis malam untuk memperebutkan tiket Olimpiade Paris 2024. Pertandingan tersebut menjadi jalan terakhir Indonesia untuk tampil kembali dalam Olimpiade setelah Olimpiade 1956 di Melbourne. Menpora yakin Garuda Muda akan menang 2-1 atas Guinea.