Rabu 08 May 2024 16:16 WIB

Empat Bahaya Memutus Persaudaraan

Setiap Muslim harus menjaga persaudaraan.

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi menjaga persaudaraan.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ilustrasi menjaga persaudaraan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam ajaran Islam, menjaga tali silaturahmi dianggap sebagai salah satu aspek penting dalam membangun hubungan antar manusia. 

Pentingnya menjaga tali silaturahmi dalam Islam tercermin dalam berbagai ayat Alquran dan hadis. Oleh karena itu, setiap Muslim yang tidak menjaga tali silaturahminya dengan sesama saudaranya akan mendapatkan hukuman dari Allah SWT.

Baca Juga

Berikut bahaya dari memutuskan tali silaturahmi. 

Pertama, akan terputus hubungan dengan Allah

Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بتَتُّهُ

Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya. (HR. Ahmad).

Hadis di atas menggambarkan pentingnya menjaga hubungan silaturahmi. Allah mengaitkan tali rahim dengan salah satu dari-Nya, yaitu Ar Rahman, yang berarti Maha Pengasih. Ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan keluarga dan kekerabatan dalam Islam.

Allah menegaskan bahwa siapa pun yang memutus hubungan silaturahmi akan dihadapkan pada pemutusan hubungan dari-Nya sendiri. Artinya, orang tersebut akan kehilangan rahmat dan perlindungan Allah.

Dalam konteks sosial, menjaga hubungan silaturahmi merupakan salah satu aspek penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan penuh kasih sayang. Dengan menjaga hubungan baik dengan keluarga dan kerabat, kita dapat menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan membantu satu sama lain.

Kedua, Allah akan murka kepada orang yang memutus tali silaturahmi

Allah akan menyokong dan memberi pahala kepada orang-orang yang sabar menghadapi anggota keluarganya yang sulit, namun akan murka kepada orang-orang yang berperilaku buruk dan memutus silaturahmi dengan keluarganya.

Abu Hurairah berkata, yang artinya: “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya berusaha menyambung silaturahmi dengan mereka, mereka berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik pada mereka, mereka balik berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal saya bermurah hati pada mereka”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau memang halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah-olah engkau memberi mereka makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringimu selama keadaanmu seperti itu. (HR. Muslim no. 2558).

Hadis ini menegaskan bahwa Allah akan mendukung dan memberi pahala kepada orang-orang yang sabar dan tetap menjaga hubungan silaturahmi meskipun dihadapkan pada kesulitan dan perlakuan buruk dari anggota keluarganya. Rasulullah menyamakan situasi ini dengan memberi makan dengan bara api, yang menggambarkan betapa sulitnya tetap sabar dalam menjaga hubungan dengan keluarga yang sulit.

Namun, Allah akan murka kepada orang yang memutus tali silaturahmi dan berperilaku buruk terhadap anggota keluarganya. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan silaturahmi adalah salah satu kewajiban yang sangat penting dalam Islam dan  Allah tidak meridhai perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.

Dalam situasi sulit seperti ini, sabar, ikhlas, dan berusaha untuk tetap menjaga hubungan yang baik dengan keluarga menjadi kunci, karena pahala dan dukungan Allah senantiasa mengiringi orang-orang yang teguh dalam menjalankan perintah-Nya.

 

Ketiga...Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement