Kamis 09 May 2024 02:09 WIB

Perlawanan Palestina di AS, Brigade Hantu Rachel Corrie Klaim Bakar 15 Mobil Polisi

Rachel Corrie adalah warga AS yang gugur membela Palestina pada 2003.

Foto beberapa kendaraan Polisi Portland terbakar di timur laut Portland pada Kamis (2/5/2024).
Foto: Kepolisian Portland
Foto beberapa kendaraan Polisi Portland terbakar di timur laut Portland pada Kamis (2/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, PORTLAND – Semangat perlawanan Palestina menular ke Amerika Serikat. Sebuah kelompok yang menamakan diri mereka Rachel Corrie Ghost's Brigade alias Brigade Hantu Rachel Corrie mengaku bertanggung jawab atas pembakaran yang membakar 15 mobil polisi Portland pekan lalu.

Portland Tribune melansir, lebih dari selusin kendaraan pelatihan polisi Portland rusak atau hancur seluruhnya pada Kamis pagi di fasilitas pelatihan di Northeast Airport Way, kata pihak berwenang setempat. Menurut kepolisian di Portland, petugas datang ke fasilitas pelatihan sebelum pukul 02.00 pagi untuk membantu Portland Fire and Rescue. 

Baca Juga

Ketika petugas tiba, mereka mengatakan mereka menemukan 15 kendaraan di dalam area pelatihan berpagar terbakar. Api berhasil dipadamkan dan tidak ada korban luka yang dilaporkan, namun polisi kala itu mengatakan insiden ini sedang diselidiki sebagai pembakaran.

Senin kemarin, kelompok militan yang terkait dengan gerakan Antifa mengaku bertanggung jawab atas pembakaran 15 kendaraan pelatihan Biro Kepolisian Portland tersebut. Mereka menamai operasi itu “Serangan May Day”. Serangan itu mereka tujukan pada penegakan hukum untuk melindungi perkemahan unjuk rasa pro-Palestina yang menduduki fasilitas di Portland State University (PSU). 

Kelompok yang menamakan dirinya Brigade Hantu Rachel Corrie tersebut mengeluarkan pernyataan di blog Counter-Info yang berafiliasi dengan Antifa. Antifa adalah kelompok sayap kiri radikal yang muncul sebagai reaksi menguatnya sentimen sayap kanan sehubungan terpilihnya Donald Trump pada Pilpres AS  2016 lalu.

photo
Rachel Corrie sesaat sebelum ditabrak buldozer - (public domains)

Sedangkan Rachel Corrie adalah aktivis pembela Palestina asal Olympia, Washington, AS. Pada 2003, ia gugur dilindas buldoser Israel saat berupaya mencegah penghancuran rumah warga Palestina di Rafah, Jalur Gaza. Corrie baru berusia 23 tahun saat itu.

Dalam pernyataannya, Brigade Hantu Rachel Corrie mengklaim bahwa mereka melakukan pembakaran tersebut karena mereka yakin bahwa perkemahan PSU akan dibersihkan aparat keamanan. Kelompok tersebut mengatakan bahwa pada hari Kamis, mereka telah menembus pagar fasilitas pelatihan polisi dan membakar 10 kebakaran yang menyebar ke 15 kendaraan.

“Kami menyerukan tindakan lebih lanjut untuk membalas dendam terhadap warga Palestina dan mahasiswa yang dianiaya di PSU dan sekitarnya!” kata Brigade itu. “Biarkan 10 juta mobil polisi terbakar!”

Kelompok tersebut mendesak mahasiswa yang mendukung Palestina dengan melakukan unjuk rasa untuk tidak bersikap pasif tetapi “menangkap polisi yang lengah” dan “Serang mereka sebelum mereka menyerang kalian!”

“Lawan! Pertahankan perkemahan kalian! Jika anggota grup persaudaraan kampus datang, hancurkan jendela rumah mereka! Jika pemukim Zionis datang, lemparkan kembang api ke arah mereka! Jika polisi datang, jangan hanya menolak penangkapan; lawan mereka! Mereka akan membenci dan memukuli kalian tak peduli apakah kalian bersikap damai atau melakukan kekerasan, dan inilah saatnya untuk melakukan kekerasan,” kata brigade tersebut dalam lima pesan kepada para siswa.

 

Ayah Rachel Corrie, Craig Corrie, mengatakan kepada KOIN 6 News bahwa ia tidak mendukung grup tersebut dengan cara apa pun dan tidak mendukung grup tersebut menggunakan nama anaknya. 

Craig Corrie mengatakan putrinya pasti tidak rela kelompok tersebut menggunakan namanya. “Saya kira tidak ada yang bisa saya katakan kepada mereka,” kata Craig, Senin. “Mereka telah mengkooptasi nama Rachel untuk penggunaan yang tidak akan pernah ia setujui.” Rachel Corrie memang dikenal sebagai pasifis. Ia melakukan pembelaan terhadap warga Palestina melalui aksi-aksi damai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement