Kamis 09 May 2024 05:28 WIB

Memanggil Nabi Muhammad tanpa Gelar, Bolehkah?

Allah memuliakan Nabi Muhammad.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Allah SWT memuliakan Nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara. Salah satunya adalah munculnya larangan bagi umat Islam untuk memanggil beliau dengan sebutan nama saja. 

Ibrahim Mulaakhtathir dalam buku Keagungan Nabi Muhammad menjelaskan, salah satu keagungan derajat Nabi dan ketinggian kedudukannya di sisi Allah adalah bahwa Allah tidak pernag memerintah umat Islam untuk memanggil beliau dengan namanya. Hal ini bertujuan untuk mengagungkan, memuliakan, dan menghormati Nabi Muhammad. 

Baca Juga

Namun, mereka diperintahkan untuk tidak memanggilnya dengan panggilan "Hai Rasulullah" atau "Hai Nabiyullah". Hal ini berbeda dengan yang terjadi pada para Nabi sebelumbya di kalangan umatnya. 

Allah SWT berfirman dalam Surat An Nur ayat 63:

لَا تَجۡعَلُوۡا دُعَآءَ الرَّسُوۡلِ بَيۡنَكُمۡ كَدُعَآءِ بَعۡضِكُمۡ بَعۡضًا‌ ؕ قَدۡ يَعۡلَمُ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ يَتَسَلَّلُوۡنَ مِنۡكُمۡ لِوَاذًا‌ ۚ فَلۡيَحۡذَرِ الَّذِيۡنَ يُخَالِفُوۡنَ عَنۡ اَمۡرِهٖۤ اَنۡ تُصِيۡبَهُمۡ فِتۡنَةٌ اَوۡ يُصِيۡبَهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ

"La taj'aluu du'aaa'ar Rasuuli bainakum kadu'aaa'i badikum ba'daa; qad ya'lamul laahul laziina yatasallaluuna minkum liwaazaa; fal yahzaril laziina yukhaalifuuna 'an amrihiii an tusiibahum fitnatun aw yusiibahum 'azaabun aliim."

Yang artinya, "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih."

Ibnu Abbas, Mujahid, dan Said bin Jabir, dan Zaid bin Aslam juga meriwayatkan hadits yang senada mengatakan bahwa orang-orang berkata, "Hai Muhammad, Habi Abu Al Qasim." Maka, Allah melarang mereka berbuat demikian demi mengagungkan Nabi dan Dia memerintahkan mereka agar mengatakan, "Hai Nabi Allah, Hai Rasulullah."

Sementara itu, Allah menceritakan tentang panggilan yang digunakan oleh umat-umat terdahuku kepada para Nabi mereka. 

Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam Surat Huud ayat 32:

قَالُوۡا يٰـنُوۡحُ قَدۡ جَادَلۡتَـنَا فَاَكۡثَرۡتَ جِدَالَـنَا فَاۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَاۤ اِنۡ كُنۡتَ مِنَ الصّٰدِقِيۡنَ

"Qooluu yaa Nuuhu qad jaadaltanaa fa aksarta jidaalanaa faatinaa bimaa ta'idunaaa in kunta minas saadiqiin."

Yang artinya, "Mereka berkata, "Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar."

Dijelaskan bahwa, ayat-ayat yang menjelaskan hal ini sangat banyak ditemui di Alquran. 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement