Kamis 09 May 2024 07:17 WIB

Heru Budi Persilakan Warga dari Luar Daerah Berobat TBC di Jakarta

Heru Budi Hartono mengatakan, ada sekitar 60 ribu kasus TBC di wilayah DKI Jakarta

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Kecamatan Cilandak mendata hasil rontgen pasien untuk dilakukan skrining penyakit TBC dengan pemeriksaan rontgen dada dan mantoux di RPTRA Pinang Pola, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (18/1/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Kecamatan Cilandak mendata hasil rontgen pasien untuk dilakukan skrining penyakit TBC dengan pemeriksaan rontgen dada dan mantoux di RPTRA Pinang Pola, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (18/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk menuntaskan kasus tuberkulosis atau TBC. Salah satunya adalah dengan melakukan pengobatan insentif terhadap pasien TBC. 

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, ada sekitar 60 ribu kasus TBC di wilayah DKI Jakarta. Dari total kasus itu, sekitar 59 ribu itu kasus TBC yang sensitif obat. Sementara sebanyak 1.203 orang atau dua persen adalah kasus TBC yang resisten kebal obat. 

"Kebal obat itu yang tadi, enam bulan dia berobat, tiga bulan mungkin tidak minum obat dengan baik," kata dia, Rabu (8/5/2024).

Menurut dia, tingkat kesembuhan kasus TBC melalui pengobatan saat ini mencapai 81 persen. Namun, pemerintah pusat memiliki harapan tingkat kesembuhan itu bisa ditingkatkan menjadi 90 persen.

Meski tingkat kesembuhan tinggi, Heru menilai, resistensi atau ancaman penularan TBC itu banyak faktor. Ia mencontohkan, penularan bisa terjadi di angkutan umum. Sementara warga Jakarta naik angkutan umum juga berbarengan dengan warga dari luar kota.

"Hari ini ada berita di salah satu desa (di Lebak) TBC-nya cukup tinggi. Nah ini saya minta ke seluruh rumah sakit, RSUD, puskesmas untuk menangani ini. Walaupun dia itu misalnya warga non Jakarta, tetapi ketika dia berobat di Jakarta warga ini harus diberitahu ke kepala desa, atau pak lurah atau camat setempat," kata dia.

Dengan penanganan baik, penyebaran kasus TBC juga bisa ditekan. Termasuk penyebaran di wilayah DKI Jakarta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement