Kamis 09 May 2024 12:48 WIB

Komisi I DPR Sebut Penambahan Dua Kapal Perang untuk Jaga Kedaulatan NKRI

TNI AL diperkuat dua armada baru, yaitu KRI Butana-878 dan KRI Selar-879.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Armada kapal perang TNI AL (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Armada kapal perang TNI AL (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari menganggap, penambahan dua unit kapal perang baru, yaitu KRI Butana-878 dan KRI Selar-879 sebagai langkah proaktif dalam menjaga kedaulatan NKRI.

"Penambahan kapal-kapal ini merupakan langkah proaktif dalam menjaga kedaulatan negara dan melindungi sumber daya laut kita," kata Abdul dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (9/5/2024).

Baca: TNI AL Diperkuat Dua Kapal Perang Baru Buatan Dalam Negeri

Dia pun mengingatkan, pentingnya pengamanan laut Indonesia sebab kompleksitas tantangan keamanan maritim terus berkembang. Abdul juga berkomitmen untuk terus mendukung upaya penguatan pertahanan dan keamanan nasional, termasuk dalam hal pengamanan laut.

"Semua pihak diharapkan dapat bersinergi untuk menjaga keamanan dan kedaulatan laut Indonesia," ujar Abdul.

Sebelumnya, TNI Angkatan Laut menambah dua unit Kapal TNI Angkatan Laut (KAL), yaitu KAL KRI Butana-878 dan KRI Selar-879. Kedua kapal itu merupakan produk dalam negeri yang dibuat di galangan kapal Batam, Kepulauan Riau, untuk memperkuat pengamanan laut Indonesia.

Baca: Korsel Sebut RI Minta Korting Sepertiga Pembayaran Produksi Jet Tempur

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali di Batam, Selasa (7/5), mengatakan KRI Butana-878 akan ditempatkan di Satuan Kapal Patrol Lantamal V/Surabaya. Sementara KRI Selar-879 ditempatkan di Satuan Kapal Patroli Lantamal VIII/Manado.

"Kita fokuskan di wilayah tengah Indonesia ini karena di Koarmada II, banyak armada yang sudah tua dan harus dilakukan peremajaan. Ini merupakan bagian dari proses peremajaan alutsista di armada TNI AL secara keseluruhan," ujar Ali.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement