Kamis 09 May 2024 16:00 WIB

Doa Nabi Isa Ketika Memohon Rezeki

Doa Nabi Isa ini merupakan upayanya mendakwahkan ajaran Allah.

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul
Seorang Muslim sedang berdoa (ilustrasi).
Foto: Dok. Freepik
Seorang Muslim sedang berdoa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rezeki merupakan anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada setiap hamba-Nya. Dalam Islam, kepercayaan ini sangat kuat karena tertuang dalam Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW. 

Rezeki tidak hanya terbatas pada materi, tetapi juga meliputi segala hal yang membawa manfaat dan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun rezeki setiap umat Muslim sudah ditetapkan oleh Allah, tapi sudah seharusnya umat Muslim berikhtiar dan memperbanyak doa.

Baca Juga

Berikut doa Nabi Isa  yang bisa diamalkan untuk memohon rezeki:

اللَّهُمَّ رَبَّنَا اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَآبِدَةً مِّنَ السَّمَاءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَايَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّزِقِينَ

Allâhumma rabbaná anzil 'alainâ mâ'idatam minas-samâ'i takūnu lanâ 'îdal li awwalina wa akhirinā wa âyatam minka warzuqnā wa anta khairur-râziqîn.

Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki. (QS Al-Maidah: 114). 

Ayat 114 dari surat Al Maidah menyatakan bahwa para Hawariyyun meminta kepada Nabi Isa agar dia memohon kepada Allah untuk menurunkan hidangan dari langit sebagai tanda kebenaran ajarannya. 

Kemudian, Nabi Isa mengabulkan permohonan mereka dengan berdoa kepada Allah agar menurunkan hidangan makanan. 

Nabi Isa memulai doanya dengan memuji kebesaran Allah, menyebutkan sifat-sifat-Nya yang agung seperti kekuasaan, hikmah, dan kebijaksanaan, serta sebagai Penguasa, Pendidik, Pemelihara, dan Pemberi Nikmat. 

Selanjutnya, Nabi Isa memohon agar Allah menurunkan hidangan dari langit untuk mereka, dengan harapan bahwa hari tersebut akan menjadi hari raya bagi mereka dan generasi berikutnya, serta sebagai bukti atas kekuasaan Allah. 

Doa Nabi Isa diakhiri dengan permohonan rezeki kepada Allah, yang dikenal sebagai Pemberi rezeki Yang Paling Utama.

Sementara, di sisi lain, dalam Tafsir Ibnu Katsir diungkapkan bahwa ayat tersebut mengisahkan tentang sebuah hidangan, yang memberi nama pada surat ini, Al Maidah. 

Hidangan itu merupakan berkat dari Allah bagi hamba-Nya dan Rasul-Nya, Isa ketika Dia mengabulkan doanya untuk turunnya hidangan dari langit. Dengan cemerlangnya mukjizat itu, Allah memberikan bukti yang nyata. 

Beberapa ulama bahkan menyatakan bahwa kisah ini tidak terdapat dalam kitab Injil, dan hanya diketahui oleh umat Islam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement