Kamis 09 May 2024 17:15 WIB

Pengakuan UNESCO Momentum Pemerintah Kelola Naskah Kuno

Pengakuan UNESCO terhadap arsip Indarung Semen Padang menjadi strategis.

Red: Erdy Nasrul
Arsip Pabrik Indarung I PT Semen Padang dari tahun 1910-1972, resmi ditetapkan sebagai Memory of the World Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP) oleh UNESCO pada acara 10th MOWCAP General Meeting yang digelar di Ulaanbaatar, Mongolia, Rabu, (8/5/2024). Sertifikat MOWCAP itu diserahkan oleh Chair MOWCAP Kwibae Kim, setelah Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang, Nur Anita Rahmawati yang hadir mewakili manajemen perusahaan, menyampaikan presentasi nominator di hadapan sidang  umum Regional MOWCAP.
Foto: dok Semen Padang
Arsip Pabrik Indarung I PT Semen Padang dari tahun 1910-1972, resmi ditetapkan sebagai Memory of the World Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP) oleh UNESCO pada acara 10th MOWCAP General Meeting yang digelar di Ulaanbaatar, Mongolia, Rabu, (8/5/2024). Sertifikat MOWCAP itu diserahkan oleh Chair MOWCAP Kwibae Kim, setelah Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang, Nur Anita Rahmawati yang hadir mewakili manajemen perusahaan, menyampaikan presentasi nominator di hadapan sidang umum Regional MOWCAP.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sejarawan dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, Prof Gusti Asnan, mengatakan pengakuan tiga dokumenter Indonesia sebagai Memory of the World for Asia and Pasific oleh UNESCO merupakan momentum pemerintah untuk mengelola naskah kuno lebih maksimal.

"Dengan adanya pengakuan UNESCO terhadap Tambo Tuanku Imam Bonjol, ini seharusnya menjadi pemicu bagi pemerintah untuk lebih memerhatikan naskah-naskah kuno lainnya di tanah air," kata Prof Gusti Asnan di Padang, Kamis.

Baca Juga

Ia menyakini masih banyak naskah kuno di Indonesia yang belum terawat dan butuh perhatian serius. Sekalipun naskah-naskah lain tersebut tidak sebesar Tambo Tuanku Imam Bonjol, namun tetap harus dilindungi dan mendapat perhatian.

"Jadi, ini adalah momentum bagi Indonesia untuk lebih mengapresiasi dan melestarikan keberadaan naskah-naskah kuno," ujarnya.