REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa Akuntansi Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Pemuda telah melaksanakan project Mata Kuliah Wajib pada Kurikulum (MKWK) dengan menyelenggarakan seminar edukasi dengan tema 'Pengenalan Keanekaragaman Budaya pada Anak Usia Dini'. Berlokasi di RA Hibbulloh, Jakarta Utara.
Aswin selaku ketua pelaksana seminar edukasi ini menyampaikan bahwa sangat penting untuk memperkenalkan dan mengajarkan kebudayaan indonesia kepada anak-anak usia dini yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan toleransi antar budaya disekitar mereka.
“Jika mereka tidak mempunyai pemahaman yang memadai tentang kebudayaan, anak-anak mungkin rentan terhadap prasangka dan konflik budaya di masa depan,” ujar Aswin dalam rilis yang diterima, Kamis (9/5/2024).
Sebagai pemateri, Nabila menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman budaya meliputi suku, agama, dan kesenian yang mempunyai ciri khas dan keunikannya.
“Meskipun memiliki perbedaan, kita sebagai rakyat Indonesia harus saling menghormati dan menjunjung tinggi persatuan, sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti Berbeda-beda tetapi tetap satu,” jelas Nabila.
Tak hanya itu, para murid RA Hibbulloh juga berkesempatan untuk bernyanyi lagu daerah bersama dan membuat anyaman sesuai kreativitas mereka dipandu oleh rekan-rekan mahasiswa Agnes, Adzra, dan Novia.
Menanggapi hal ini, Ika Indri Astuti, selaku Guru di RA Hibbulloh mengatakan mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada anak-anak usia dini merupakan langkah penting dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air.
“Kalau menurut saya itu penting dengan mengenalkan kebudayaan Indonesia pada anak usia dini, mereka jadi tahu bahwa Indonesia memiliki beragam kebudayaan, melalui pengenalan tersebut dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangga terhadap Indonesia,” kata Ika.
Ia menambahkan cara untuk mengenalkan budaya kepada anak usia dini di RA Hibbulloh yaitu dengan memperkenalkan batik dan mengajak mereka untuk mengenakan batik pada Hari Batik Nasional.
“Kita tidak hanya sekedar bicara saja, tetapi lebih banyak prakteknya. Misalnya pada hari batik, kita memakai pakaian batik dan kita menjelaskan bagaimana proses pembuatannya. Kita kenalkan kepada mereka bahwa batik adalah hasil karya dari Indonesia,” imbuhnya.