Jumat 10 May 2024 08:05 WIB

Penasihat Khamenei: Bila Terancam, Iran Dapat Ubah Doktrin Nuklirnya

Teheran selalu mengatakan tidak berencana memiliki senjata nuklir.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyapa massa dalam sebuah upacara di Teheran, Iran, 1 Mei 2024.
Foto: EPA-EFE/IRAN'S SUPREME LEADER OFFICE
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyapa massa dalam sebuah upacara di Teheran, Iran, 1 Mei 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Kamal Kharrazi mengatakan Teheran akan mengubah doktrin nuklirnya bila Israel mengancam eksistensi Iran. Pernyataan terbaru pejabat Iran yang menimbulkan pertanyaan apakah program nuklir Iran untuk tujuan damai.

Teheran selalu mengatakan tidak berencana memiliki senjata nuklir. Pemerintah negara-negara Barat curiga Iran ingin mengembangkan teknologi nuklir untuk membangun bom. Program nuklir Iran menjadi inti dari sanksi-sanksi Barat.

Baca Juga

Ketika terjadi ketegangan dengan Israel yang diyakini juga memiliki senjata nuklir, pada April lalu. Seorang komandan senior Garda Revolusi Iran mengatakan ancaman Israel dapat mendorong Iran mengubah doktrin nuklirnya.

"Kami belum memutuskan untuk membangun bom nuklir tapi jika eksistensi Iran terancam, kami tidak memiliki pilihan selain mengubah doktrin militer kami," kata Kharrazi seperti dikutip media Iran, Student News Network, Kamis (9/5/2024).  

Pada 2022, lalu Kharrazi mengatakan secara teknis Iran mampu membangun sebuah bom nuklir tapi belum memutuskan untuk melakukannya. Khamenei, pemberi wewenang terakhir dalam program nuklir Iran, melarang pengembangan senjata nuklir lewat fatwa pada awal 2000-an.

Pada 2019 lalu, ia menegaskan kembali dengan mengatakan membangun dan menimbul bom nuklir "itu salah dan menggunakannya haram. Tapi, pada 2021 menteri intelijen Iran saat itu mengatakan tekanan Barat dapat mendorong Teheran menuju senjata nuklir.

“Dalam kasus serangan rezim Zionis terhadap fasilitas nuklir kami, daya tangkal kami akan berubah,”  kata Kharrazi dalam pernyataan terbarunya. Iran dan Israel merupakan musuh bebuyutan, tetapi konflik bayangan apa yang selama beberapa dekade meletus menjadi konfrontasi terbuka pada bulan April lalu. Ketika Israel membunuh sejumlah perwira Garda Revolusi Iran dalam serangan ke komplek kedutaan besar Iran di Suriah.

Teheran membalasnya dengan meluncurkan sekitar 300 rudal dan drone ke Israel. Sebagai balasannya, Israel melancarkan serangan ke wilayah Iran. Iran memperkaya uranium hingga tingkat kemurnian 60 persen, sedangkan tingkat kemurnian untuk membangun senjata nuklir adalah sekitar 90 persen. Badan pemantau energi atom PBB (IAEA) mengatakan jika Iran terus memurnikan uranium yang diperkaya maka negara itu dapat memiliki dua senjata nuklir.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement