REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika dari Madinah
MADINAH -- Kepala Seksi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah, Dokter Leksmana, menyarankan jamaah calon haji Indonesia membawa sejumlah obat-obatan. Beberapa obat yang mungkin diperlukan yakni obat antidiare, obat pencernaan, obat pereda nyeri, obat alergi, hingga obat flu dan batuk.
"Gangguan pencernaan seperti diare, muntah, atau sakit perut, yang disebabkan oleh perubahan pola makan, air minum yang berbeda, dan sanitasi yang mungkin tidak memadai perlu diwaspadai," ujar dr Leksmana di Madinah, Jumat (10/5/2024).
Jamaah calon haji Indonesia akan mulai berangkat ke Arab Saudi pada 12 Mei 2024. Tahun ini, terdapat 241 ribu peserta, terdiri atas 213.320 haji reguler dan 27.680 haji khusus.
Data Kemenag mencatat tahun ini ada sekitar 45 ribu peserta calon haji reguler dengan usia 65 tahun ke atas. Di tengah cuaca panas Tanah Suci, jamaah perlu menjaga kondisi fisiknya tetap bugar dan sehat. Berdasarkan catatan Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), terdapat beberapa penyakit yang rentan dialami jamaah saat di Tanah Suci.
"Ada beberapa penyakit yang sering dialami jamaah haji, yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diakibatkan karena kerumunan besar jamaah, polusi udara, dan perubahan suhu yang drastis di Mekah dan Madinah," kata dia.
Selain itu, dokter yang akrab disapa dengan dr. Leks ini menyebut bahwa dehidrasi menjadi risiko yang serius terutama jika jamaah tidak cukup minum air. "Hal ini dikarenakan cuaca panas di Makkah dan Madinah," katanya.
Menurutnya, penyakit kulit, infeksi jamur, ruam panas, atau luka akibat gesekan pakaian juga bisa terjadi karena panas dan kelembaban yang tinggi. "Penyakit menular, seperti flu, demam, atau penyakit menular lainnya karena interaksi dengan jamaah dari berbagai negara dengan kondisi kesehatan yang berbeda juga perlu diantisipasi," ujarnya.
Juga terdapat penyakit kronis yang bisa jadi dialami jamaah. Kondisi seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung bisa menjadi lebih sulit dikontrol karena perubahan pola makan, kurang istirahat, dan stres selama perjalanan.
"Serta trauma atau cedera, terutama karena kerumunan besar dalam melakukan ritual seperti tawaf dan melempar jumrah," ujarnya.
Jamaah juga disarankan membawa obat-obatan yang biasa dikonsumsi untuk kondisi kesehatan tertentu, seperti obat untuk tekanan darah tinggi, diabetes, jantung atau kondisi medis lainnya.