REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Green Waqf berkolaborasi dengan Aqsa Farm Tazkia, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), dan Waqf Center of Indonesian Development and Studies (WaCIDS) menginisiasi kegiatan penanaman bibit Tamanu di atas lahan wakaf pada Ahad (5/5/2024) lalu. Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian Tamanu Green Initiative sebagai salah satu upaya untuk memperluas manfaat wakaf dalam menjawab persoalan lingkungan.
Koordinator Gerakan Green Waqf sekaligus Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FEB UI Dr Lisa Listiana menyambut baik kolaborasi ini. "Meskipun ini adalah kolaborasi penanaman Tamanu yang ketiga, tapi penanaman bibit Tamanu dengan pola silvopastura adalah yang pertama bagi Gerakan Green Waqf sejak diresmikan 22 Agustus 2021 lalu," kata Lisa melalui keterangan tulis, Jumat (10/5/2024).
Dalam sambutannya, Ketua Koperasi Tazkia dan Pengelola Aqsa Farm Tazkia, Irsyandi Musputra, juga menyatakan bahwa wakaf dapat dikembangkan untuk memberikan manfaat bagi lingkungan. Salah satunya dengan menerapkan pola silvopastura, yaitu memadukan pengusahaan peternakan di bawah tanaman berkayu pada lahan wakaf.
Aqsa Farm Tazkia memberdayakan lahan wakaf dengan konsep peternakan yang dipadukan dengan tanaman berkayu, baik tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan. Beberapa hewan ternak yang sudah dipelihara, yaitu ayam petelur, burung puyuh, beberapa ekor kuda, lebah madu trigona, dan beberapa jenis hewan ternak lain.
Hasil ternak tersebut kemudian dipasarkan dalam bentuk barang seperti telur ataupun jasa kegiatan yakni menunggang kuda. Sedangkan jenis tanaman berkayu yang sudah tumbuh yaitu rambutan, durian, dan jenis tanaman lainnya.
Sebanyak 55 bibit Tamanu yang telah ditanam ini nantinya diharapkan menjadi peneduh bagi aktivitas peternakan yang ada di bawahnya. Diharapkan pohon Tamanu dapat tumbuh dengan baik agar memberikan manfaat untuk lingkungan.
Aqsa Farm Tazkia tertarik berkolaborasi dalam menanam Tamanu karena mengetahui berbagai potensi baik dari tanaman ini. Selain cocok untuk budidaya madu berkualitas, biji buah Tamanu dapat diolah menjadi minyak multiguna untuk energi baru terbarukan, bahan baku farmasi, kosmetik, parfum, dan idustri kebugaran (wellness industry).