REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petani kopi sekaligus Co-Founder Koperasi Petani Klasik Bean, Eko Purnomowidi, menjelaskan faktor-faktor yang dapat menentukan kualitas dari biji kopi.
Eko menyebutkan, faktor pertama adalah kualitas dan kesuburan tanah. Biji kopi dengan kualitas yang baik berasal dari tanaman kopi yang ditanam di tanah yang tidak terkontaminasi bahan-bahan kimia sintetis.
"Tidak terkontaminasi kimia sintetis misalnya enggak kesemprot. Pupuk kimia sintetis menyebabkan tanah menjadi kering karena mikroba, mahkluk halusnya, mati," kata Eko dilansir ANTARA.
Menurutnya, mikroorganisme yang ada di tanah berperan dalam menguraikan daun-daun yang jatuh ke tanah sehingga tingkat kelembapannya tetap terjaga.
Selain itu, Eko menerangkan Indonesia memiliki keuntungan dari sisi geografis karena memiliki banyak gunung vulkanik yang aktif yang membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah. Tanah yang memiliki faktor kesuburan alami dapat mempengaruhi kualitas biji kopi. Karena itu Eko mendorong untuk tidak menggunakan pupuk dengan bahan campuran kimiawi.
Faktor kedua adalah resapan air, Eko menjelaskan tumbuhan sangat membutuhkan air untuk keberlangsungan hidup layaknya manusia yang membutuhkan air minum. Eko menilai model pertanian wana tani (agroforestry) lebih efektif dalam menyerap air dibandingkan model pertanian lahan terbuka.
"Air itu buat minumnya karena kan diambil dari akar yang paling bawah, makanya kebunnya dibuat agroforest. Ketika hujan, air itu kan turun ke pohon terus menyerap jadi pohon kopinya dapat air dari bawah kalau dia terbuka kayak bawang air itu hilang," ujar Eko.
Resapan air yang diterima juga perlu ditambah dengan asupan unsur hara cukup yang berperan sebagai makanan bagi tumbuhan kopi.
Faktor ketiga adalah paparan sinar matahari. Eko menjelaskan tumbuhan perlu mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup yang berarti tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit.
"Mataharinya kalau kebanyakan, dia gosong kayak kalau kita lihat pohon-pohon kan ada yang suka kebakar tuh, kalau mataharinya kepanasan dia gosong. Kalau dia kekecilan buahnya enggak matang-matang," kata Eko.
Faktor keempat adalah angin yang berperan dalam membantu proses penyerbukan. Menurutnya, terpaan angin tidak mengganggu bagi pohon, justru berperan dalam menyebarkan serbuk sari untuk proses penyerbukan.