REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petani kopi sekaligus Co-Founder Koperasi Petani Klasik Bean, Eko Purnomowidi mengungkapkan, letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa berpengaruh terhadap kualitas kopi yang dihasilkan.
Dia menjelaskan, sebagai negara kepulauan, wilayah-wilayah di Indonesia rata-rata memiliki jarak yang cukup dekat dengan laut bila dibandingkan dengan negara produsen kopi lainnya.
"Kalau kita lihat Jawa atau Sumatra ke Selat Malaka sama Samudra Hindia itu cuma rata-rata 80 kilometer sampe 100 kilometer jadi siklus hidrologinya cepat banget itu. Sementara kalau kita lihat Brasil itu hampir ribuan kilometer ke Atlantik dan ke Pasifik. Ethiopia 3500 kilometer ke Atlantik, 500 kilometer ke Laut Hindia jadi iklimnya beda," kata Eko menjelaskan.
Hal tersebut membuat siklus hidrologi di Indonesia terjadi lebih cepat yang membuat kopi maupun buah-buahan dari Indonesia memiliki rasa yang lebih manis.
"Itu yang kita enggak sadari keuntungan komparatif dari pulau dan itu enggak ada literasinya kalau kita belajar ke negeri continent," ujar Eko.
Sementara letak Indonesia di garis khatulistiwa membuat posisi wilayahnya berada baik di bumi bagian utara dan bumi bagian selatan. Hal tersebut berkaitan dengan pembagian wilayah hijau Indonesia di mana bagian utara cocok difokuskan sebagai kawasan hutan sementara bagian selatan difokuskan untuk wilayah produksi pangan.
"Negeri kita yang utara itu untuk hutan karena ga punya volkano, yang selatan untuk panen. Dari dulu selatan itu buat pangan, selatan itu dari Sumatera Barat ke bawah sampai Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan Timor itu pangan," jelas Eko.