REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel mengatakan pihaknya membuka kembali penyeberangan perbatasan Kerem Shalom untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, empat hari setelah menutupnya sebagai tanggapan pertama atas serangan roket yang menewaskan empat tentara.
“Truk dari Mesir yang membawa bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, air, peralatan penampungan, obat-obatan dan peralatan medis yang disumbangkan oleh komunitas internasional sudah tiba di persimpangan,” kata tentara COGAT, Badan Kementerian Pertahanan Israel yang mengawasi Palestina urusan sipil, dilansir dari GulfNews, Jumat (10/05/2024).
Sementara itu, militer AS telah menyelesaikan pembangunan dermaga bantuan Gaza, namun kondisi cuaca membuat tidak aman untuk memindahkan fasilitas dua bagian tersebut ke lokasi semula, kata Pentagon. Dermaga tersebut mulai dibangun oleh militer AS dan menelan biaya sekitar 320 juta USD atau setara dengan 5 Triliun Rupiah yang bertujuan untuk meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza yang telah dirusak akibat operasi Israel melawan Hamas.
Sabrina Singh, Wakil Sekretaris Pers Pentagon mengatkan bahwa sampai hari ini pembangunan dua bagian Joint Logistics Over-the Shore (JLOTS) atau dermaga sementara telah rampung dan tinggal menunggu pergerakan terakhir di lepas pantai.
“Saat ini diperkirakan masih terjadi angin kencang dan gelombang laut tinggi sehingga menyebabkan kondisi pemindahan komponen JLOTS (dermaga sementara) tidak aman. Jadi bagian dermaga dan kapal militer yang terlibat dalam pembangunannya masih ditempatkan di pelabuhan Ashdod,” kata Sabrina Singh, Wakil Sekretaris Pers Pentagon.
Komando Pusat AS telah bersiap utnuk memindahkan dermaga tersebut kembali ke posisinya dalam waktu dekat. Kapal dan dermaga yang sedang dibangun dipindahkan ke pelabuhan karena cuaca buruk pekan lalu. Setelah cuaca cerah, dermaga tersebut akan ditambatkan ke pantai Gaza oleh tentara Israel, sehingga pasukan AS tidak akan mendarat.
Bantuan kemudian akan diangkut melalui kapal komersial ke platform terapung di lepas pantai Gaza, di mana bantuan tersebut akan ditransfer ke kapal yang lebih kecil, dibawa ke dermaga, dan dibawa ke darat dengan truk untuk didistribusikan. Rencana pembangunan dermaga tersebut pertama kali diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden pada awal Maret lalu, ketika Israel menunda pengiriman bantuan melalui darat dan pasukan serta kapal Angkatan Darat AS segera memulai perjalanan panjang ke Mediterania untuk membangun dermaga tersebut.