REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang sandera Israel berusia 51 tahun, yang juga memiliki kewarganegaraan Inggris, meninggal karena luka-luka yang dideritanya akibat serangan udara Israel terhadap Jalur Gaza, ungkap sayap militer gerakan Palestina Hamas, Brigade Al Qassam, Sabtu (11/5/2024).
"Seorang tahanan berusia 51 tahun, Nadav Popplewell, yang memiliki kewarganegaraan Inggris, meninggal karena luka yang dideritanya akibat pengeboman tempat penahanannya oleh pesawat Zionis," demikian bunyi pernyataan dari Brigade Al Qassam.
Serangan Israel terjadi lebih dari sebulan yang lalu, tetapi kondisi Popplewell diketahui semakin memburuk baru-baru ini, dan dia meninggal karena ketidakmampuan untuk menerima perawatan medis intensif di tengah hambatan akses kemanusiaan yang diberlakukan Israel, kata gerakan tersebut.
Sebelumnya pada Selasa (7/5/2024) lalu, Brigade Al Qassam mengatakan bahwa sandera lainnya, warga negara Amerika Serikat Judith Weinstein, juga tewas karena luka-luka yang dideritanya dalam pengeboman oleh negara Zionis itu. Pada awal Maret, juru bicara Brigade Al Qassam Abu Obaida mengatakan bahwa jumlah korban tewas di antara para sandera akibat serangan udara Israel di Gaza mencapai lebih dari 70 orang.
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan melanggar perbatasan, menyerang lingkungan sipil dan pangkalan militer. Hampir 1.200 orang di Israel tewas dan sekitar 240 lainnya diculik dalam serangan itu.
Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina itu dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera. Lebih dari 34.900 orang telah terbunuh sejauh ini akibat serangan Israel di Jalur Gaza, menurut otoritas setempat. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.