REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Amerika Serikat, meski belum mengidentifikasi pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel, terus menganalisis sejumlah insiden yang tercatat selama konflik bersenjata di Jalur Gaza, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.
"Kami memiliki sejumlah insiden yang terus kami cermati untuk mencoba mendapatkan penilaian terbaik. Israel sendiri juga melakukan hal yang sama,” kata Blinken pada Ahad (12/5/2024) dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi CBS News.
Blinken menambahkan bahwa "ada ada ratusan penyelidikan yang sedang berlangsung untuk melihat berbagai insiden".
Pada saat yang sama, Blinken memberikan tanggapan negatif ketika ditanya apakah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mampu mengidentifikasi kemungkinan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap "hukum Amerika Serikat dan perjanjian pembagian senjata".
Blinken juga sepakat bahwa jumlah korban sipil di Jalur Gaza melebihi jumlah anggota Hamas yang terbunuh.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat itu menambahkan bahwa Washington tidak mencegah pengiriman senjata apa pun ke Israel, kecuali satu tumpuk pengiriman yang terdiri dari 3.500 bom.
"Saat ini, satu-satunya hal yang kami tunda dan tahan adalah bom-bom dengan muatan tinggi karena kami sedang dalam pembicaraan dengan Israel, mengingat dampak senjata-senjata tersebut ketika digunakan di wilayah padat penduduk, termasuk wilayah seperti Rafah," kata Blinken.
Korban gugur warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah melonjak menjadi 35.034 orang, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong yang terkepung itu, Ahad. Setidaknya 78.755 orang lainnya terluka dalam serangan gencar itu, menurut kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Serangan Israel menewaskan 63 orang dan melukai 114 lainnya dalam 24 jam terakhir," kata pernyataan itu.
"Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," tambahnya.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Tel Aviv juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza yang menyebabkan penduduknya, terutama penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Lebih dari tujuh bulan konflik terjadi, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade yang melumpuhkan makanan, air bersih dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Keputusan sementara ICJ pada Januari mengatakan "masuk akal" bahwa Tel Aviv melakukan genosida di Gaza.
ICJ memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan tersebut dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Afrika Selatan pada Jumat (10/5/2024) meminta ICJ untuk memerintahkan Israel menarik diri dari kota Rafah, tempat lebih dari 1,5 juta pengungsi mendapat perlindungan, sebagai bagian dari tindakan darurat tambahan sehubungan dengan perang tersebut.