Selasa 14 May 2024 07:05 WIB

Penelitian Ini Ungkap Manfaat Kesehatan Kalimat Tahmid, Takbir, dan Tasbih

Dzikir mempunyai sejumlah keutamaan menurut medis

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi dzikir. Dzikir mempunyai sejumlah keutamaan menurut medis
Foto: Republika TV
Ilustrasi dzikir. Dzikir mempunyai sejumlah keutamaan menurut medis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam ajaran Islam terdapat banyak petunjuk tentang pentingnya sikap mental yang positif, ketekunan, dan optimisme dalam menghadapi tantangan hidup.

Alquran dan Hadits mengajarkan bahwa menjaga sikap yang positif dalam menghadapi kesulitan merupakan bagian integral dari iman dan keteguhan hati.

Baca Juga

Kesabaran dan berpikir positif tidak hanya penting secara spiritual, tetapi juga memiliki dampak positif secara fisik dan emosional. Berbagai penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa sikap positif dan ketekunan mampu meningkatkan kesehatan mental dan fisik seseorang.

Dalam konteks penyembuhan, kesabaran dan pikiran yang positif dianggap sebagai alat terkuat untuk mengatasi tantangan dan mengatasi berbagai masalah.

Maka dalam menjalani kehidupan sehari-hari, menjaga sikap mental yang positif dan optimis merupakan langkah penting menuju kesejahteraan holistik. Allah SWT berfirman:

 بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS Al-Baqarah ayat 155)

Dilansir About Islam, seorang dokter di Naturopati yang juga Master Herbalist, Dr Karima Burns, melalui tulisannya memberi penjelasan tentang pentingnya bersabar dan pengendalian pikiran. Dalam artikelnya, dia mengutip perkataan Bernard Jensen dalam bukunya berjudul The Science and Practice of Iridology:

"Dokter di zaman baru akan menyadari bahwa penyembuhan pria yang paling penting bukanlah tubuh fisik, tetapi pikiran yang mengendalikannya."

Tak hanya Jensen, Dr Ted M Morter juga menjelaskan tentang hal tersebut dalam bukunya berjudul Your Health Your Choice. Morter menyampaikan bahwa pikiran negatif adalah penghasil asam nomor satu dalam tubuh (tingkat keasaman tubuh yang tinggi merupakan penyebab utama penyakit).

Tubuh bereaksi terhadap mental yang stres dan emosional negatif yang ditimbulkan oleh pikiran dengan cara yang sama saat bereaksi terhadap ancaman 'nyata' kerusakan fisik.

"Sejak Freud mempopulerkan gagasan psikoanalisis, orang sering berfokus secara eksklusif pada ranah mental untuk memecahkan masalah tertentu, dan lupa bahwa kita tidak dapat memisahkan ranah fisik dan mental. Pikiran ada di otak, dan otak adalah organ seperti semua organ lainnya. Otak makan dari kumpulan nutrisi yang sama dengan yang diberikan oleh organ tubuh lainnya dan rentan terhadap semua masalah yang sama," papar Burns.

Pada akhirnya...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement