REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan "pekerja kemanusiaan harus dilindungi. Hal ini ia sampaikan di media sosial X.
"Saya mengecam semua serangan ke personel PBB dan menegaskan kembali desakan saya pada gencatan senjata kemanusiaan segera dan pembebasan sandera," katanya seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (13/5/2024).
Sebelumnya pasukan Israel melepaskan tembakan ke mobil dengan tanda PBB di Rafah, selatan Gaza. Satu orang anggota Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB tewas sementara satu lainnya terluka. PBB mengatakan ini pembunuhan pertama anggota staf asing sejak Israel menyerang Gaza pada Oktober lalu.
Kantor Media Pemerintah Gaza juga mengecam pembunuhan yang dilakukan Israel pada pegawai asing PBB itu yang ditembak saat berada di dalam mobil bertanda PBB. Dalam pernyataannya yang dirilis di aplikasi kirim-pesan Telegram kantor media Gaza menuntut "diakhirinya genosida perang" dan menyalahkan pemerintah Amerika Serikat (AS) atas kejahatan-kejahatan perang Israel.
Dalam konferensi pers juru bicara Guterres, Farhan Haq mengatakan jumlah staf PBB yang tewas di Gaza sejak 7 Oktober lalu menjadi 190 orang. Ia menambahkan peristiwa di Rafah dapat dikarakteristikan sebagai serangan.
Haq mengatakan staf PBB itu dibunuh saat mobilnya terjebak ketika sedang menuju Rumah Sakit Eropa di Rafah. "Kami sangat sedih mendengar kematian anggota staf Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB dan terlukanya anggota Departemen Keselamatan dan Keamanan lainnya," kata Haq.
“Sekretaris Jenderal mengutuk semua serangan terhadap personel PBB dan menyerukan penyelidikan penuh,” tambahnya.
Mengutip sumber-sumber lokal Aljazirah melaporkan sebuah kendaraan PBB ditembak pasukan Israel di Rafah. Satu orang tewas dan satu lagi terluka dalam serangan itu.