Selasa 14 May 2024 11:39 WIB

Biaya Wisuda dan Wisata SMK Lingga Kencana Rp800 Ribu, Tapi Wali Murid tak Tahu Alokasinya

Sopir bus pembawa rombongan SMK Lingga Kencana ditetapkan sebagai tersangka.

Rep: Eva Rianti, Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Pelajar melihat suasana jalan dari jendela di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Senin (13/5/2024). Pasca kecelakaan bus rombongan pelajar di Ciater, Subang, Jawa Barat, yang menewaskan 11 orang tersebut, sekolah itu tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa meskipun sedang dalam masa berkabung.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pelajar melihat suasana jalan dari jendela di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Senin (13/5/2024). Pasca kecelakaan bus rombongan pelajar di Ciater, Subang, Jawa Barat, yang menewaskan 11 orang tersebut, sekolah itu tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa meskipun sedang dalam masa berkabung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali murid salah satu siswa kelas XII SMK Lingga Kencana Depok yang menjadi korban kecelakaan bus di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat mengatakan, biaya yang ditarik dari sekolah kepada siswa untuk acara wisuda dan wisata ke Bandung sebesar Rp 800 ribu. 

"Acaranya ke Lembang Bandung untuk wisuda dan untuk wisatanya ke Tangkuban Perahu, biayanya Rp 800 ribu," kata Rosdiana, ibu Mahesya Putra (18 tahun), korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan, saat dihubungi Republika.  

Baca Juga

Namun, Rosdiana tidak mengetahui perincian uang ratusan ribu tersebut dialokasikan untuk keperluan apa saja. Termasuk alokasi untuk transportasi dari Depok ke Bandung dan atau Subang serta kembali lagi ke Depok. 

"Enggak dikasih tahu buat ini (alokasi perinciannya)," ujar Rosdiana. 

Menurut penuturan dan sepengetahuannya, acara wisuda di sekolah anaknya baru kali ini dilakukan di luar kota. Biasanya acara hanya diadakan di dalam sekolah atau setidak-tidaknya di kawasan Depok.  

Karena kali ini diadakan di luar Depok, sebelum acara itu diadakan memang ada pertemuan antara pihak sekolah dengan wali murid untuk membahasnya. Rosdiana bercerita mulanya rencana acara wisuda bukan di Bandung, melainkan di Yogyakarta. 

"Iya rapat dulu, waktu itu sih pertamanya ke Yogyakarta, cuma kondisi keuangan wali murid kurang, termasuk saya. Saya juga kurang setuju kalau ke sana, kejauhan, akhirnya Bandung sepakat," tutur Rosdiana. 

Lantas, usai wali murid sepakat, akhirnya diserahkan kepada para siswa. Dan kesepakatan itu didapat, hingga akhirnya jadwal wisuda ke Bandung terealisasi.  

"Dikembalikan lagi ke anak-anak. Iya (tidak keberatan). Namanya orang tua (menuruti keinginan anak)," ujar dia. 

Nahasnya, acara yang mestinya menyenangkan itu rupanya menjadi momen paling menyedihkan dalam hidup Rosdiana. Anaknya menjadi satu dari 11 korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan bus di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024). 

photo
Kecelakaan bus - (dok Republika)

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement